Bandung, Matainvestigasi.com — Ketua Panwaslu Kecamatan Rancasari Kota Bandung Deden Beni Rustandi, banyak menghindar saat di wawancara Rapat Pleno Penghitungan Capres/Cawapres 2019 di aula kecamatan rancasari minggu 21-04-19, Deden tidak mau diam saat di kejar untuk di mintai keterangan rapat pleno penghitungan suara capres yang di kawalnya.
Didi Ketua PPK ” untuk penghitungan ini di lakukan bersama-sama, jadi biar terbuka, bila ada kesalahan hitungan suara, bisa langsung di koreksi, adapun masing-masing saksi hadir, dengan di jaga ketat 3 pilar dan APH ” jelasnya.
Deden selaku Ketua Panwaslu kecamatan, di nilai tidak koperatif dalam menghadapi wartawan, dirinya banyak berbelat belit, bahkan sempat meminta untuk keluar dulu, karena penghitungan suara akan berlangsung kembali, dan mimik wajahnya menampakan dingin dan tegang.
Saat akan di tanya, terkait pengawasan kinerja, jumlah panwas di kecamatan, apa yang akan di lakukan bila ada kesalahan terkait kertas suara pilpres yang gagal, sehingga berpengaruh pada penghitungan hasil suara, yang mengakibatkan kerugian salah satu pihak dan langkah-langkah yang di tempuh, menyangkut isu yang ramai terkait KPU, akibat mark up suara.
Deden berkata dengan acuhnya, dengan balik badan, membelakangi ” saya masih sibuk dan fokus dalam pemantauan rapat pleno, saya tidak ada waktu, saya juga tidak berkepentingan berikan statment, karena masih berlangsung rapat pleno, ” ucapnya.
Di sela istirahat, penghitungan suara berlangsung, Deden masih sama menampakan ketegangannya, dan kembali berkata ” saya tidak punya waktu, karena cukup cape dan lelah, kurang istirahat, nanti sajalah, karena belum beres ini ” jelasnya.
Sambil terlihat mondar – mandir, Deden masih tegang dan seperti bingung hadapi wartawan, Deden selaku Ketua Panwaslu Kecamatan Rancasari, patut di curigai, dan di duga ada yang di sembunyikan, sampai berita ini di turunkan, Deden masih belum mau di mintai keterangan. (chox).