Benarkah Jembatan Apung di Bangun Untuk Komersil ,? Dengan Mendompleng Program Citarum

Kab Bandung, Matainvestigasi.com – Jembatan Apung Rancamanyar yang sempat di resmikan Sektor 7 satu bulan lalu, dengan menggemborkan Program Citarum, menuai misteri. Sepanjang 50 meter dan lebar 2,2 meter terbuat dari kayu mahoni yang di lengkapi 48 drum di bawahnya, untuk menghubungkan Desa Cangkuang Wetan dan Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah untuk pengguna jalan kaki dan R2, di kenakan wajib bayar 2.000 (27/06).

Jembatan Apung yang ramai di lewati, R2 pagi dan sore hari bisa puluhan bahkan ratusan seharinya, menjadi idola alternatif penggunanya. Di konfirmasi langsung di lokasi Abdul Ghofur yang katanya pengelola jembatan, di temani beberapa rekannya sedang menarik uang tersebut menjelaskan ” lewat jembatan apung ini harus wajib bayar, karena ini di bangun oleh duit pribadi, menghabiskan 100 juta, bila tidak bayar, gimana caranya kembali modal ” jelasnya.

Abd Ghofur

Lanjut dia, bangun ini pakai duit keluarga, belum lagi bayar orang sebesar 80 ribu per hari bersih, dan bagaimana dengan perawatan jembatan ini bila tidak di tarif, memang bangun jembatan ini buat komersil, karena uang keluarga ini, bukan dari mana – mana ” tegas ghofur.

Ghofur juga menambahkan ” sambil tunjukan papan R2 Rp 2000 ini juga sudah di sepakati semua, termasuk satgas citarum juga sudah tahu, dan tidak ada masalah.

Di konfirmasi Via Wahatsapp Terpisah, Kolonel Inf Purwadi selaku Dansektor 7 menjelaskan ” saya tidak kenal siapa yang ditunjuk Rt dan Rw setempat, saya tidak ada kepentingan, saya cuma bantu warga, supaya hadir solusi atasi macet di Rancamanyar, dan tidak berfungsinya jembatan gantung BBWS.

” Orang ini sok tahu, padahal hanya di tugaskan jaga, ngawur ngomongnya bisa saya tuntut, tidak ada uang saya 1 Rupiah untuk bikin jembatan, itu murni masyarakat. (chox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *