RK Bukan Malming, Tapi Malam Selasa,  Aa Maung: Cuma Pencitraan

Bandung, Matainvestigasi.com – Aksi gelombang demo yang baru – baru ini terjadi baik dari kalangan Mahasiswa dan Pelajar SMA yang belakangan mengikuti jejak kakak – kakak mereka di Perguruan Tinggi, memang membuat sedikit suasana mencekam di beberapa daerah.

Tidak sedikit baik dari Pejabat Daerah dan Pusat terus menyerukan bahwa semua pihak bisa menahan diri, dan tidak sedikit pula berita – berita Hoak berseliweran dimana – mana terutama di media medsos.

Asep.B.Kurnia yang disapa AA maung saat ditemui berpendapat, beliau menilik dari serangkaian yang terjadi yang sangat disayangkan ada beberapa Pejabat Pemerintah yang cendrung membuat pernyataan – pernyataan yang justru membuat dan menyulut kembali kegaduhan, seperti halnya yang dikakukan oleh Menristekdikti yang awalnya membuat ungkapan bahwa akan meberikan sanksi kepada Rektor, tapi belakangan sudah dirubah kembali pernyataannya.

Saya melihat disini Justru Gejolak yang kurang cepat tanggapnya para Pejabat kita termasuk wakil-wakil Rakyat yang notabene mereka dipilih oleh rakyat dalam menyikapi riak-riak yang yang akan menjadi masalah besar karena tidak cepat tanggap menyikapinya, sehingga bentuk aspirasi dan kekecewaan semakin menjadi dan terjadilah seperti kemarin, kata Bahasa Sunda nya begini ” diurang mah kudu ricuh jeung demo wae, lamun aya aspirasi ka Pajabat.

Masih kata Aa Maung ” Menanggapi hal yang dilakukan saat malam minggu kemarin oleh Gubernur Jawa Barat tadi malam, saya rasa itu hal yang cendrung sebagai pencitraan, karena sebetulnya apabila beliau benar-benar cepat tanggap, ya diwaktu saat kejadian rusuh dimana saat itu pihak keamanan harus mengambil keputusan membubarkan paksa masa yang berdemo, itu adalah waktu yang tepat sebelum terjadi. Sebagai Gubernur Jawa Barat turun kelapangan menenangkan Rakyatnya, antara berhasil dan tidak saat itu, tetapi saya melihat kalau saat itu dilakukan saya akan apresiasi sangat besar atas perhatian, dan keberaniannya berani turun kelapangan langsung seperti dilakukan beberapa kepala Daerah yang lain.

” Justru saat malam selasa Kemarin akan lebih tepat beliau menenangkan masa yang datang, sedikitnya mengajak berdialog bersama dengan mereka.

Kalau kegiatan malam minggu saya menilainya ” etamah ngariung we malem mingguan”, jadi ya sebenarnya kegiatan tadi malam sudah saja diajak bertemu didalam ruangan. bukan seolah – olah akan Demo , atau bisa juga mereka datang diundang jadi seolah – olah mereka sedang Unras, jadi keliatan “heuheureuyan.

Baik Mahasiswa atau pun Pelajar sejatinya para pejabat tidak bisa melakukan penekanan sana – sini untuk tidak menyampaikan aspirasi, apalagi muncul steatment yang cendrung berupa sanksi ke dinas tertentu.

Seperti halnya Di sekolah, atau Dinas Pendidikan saya rasa seorang Kepala Dinas, atau Kepala sekolah hal – hal anarkis sudah sangat sering dikakukan bahkan itu pasti dilakukan rutin di dalam sekolah baik itu bekerjasama dengan pihak kepolisian, jadi untuk menekan Kepala Sekolah, Kepala Dinas, Rektor yang berujung di embel – embel sanksi saya rasa tidak pantas seperti itu, mungkin himbauan itu baru bukan ada embel-embelnya ” jelasnya.

Tambah Aa Maung ” Saya rasa apa yang dilakukan Dinas Pendidikan sudah tepat, karena himbauan – himbauan dari pihak Dinas dan Sekolah terus dilakukan dan itu harus terus dilakukan, ” bere jempol lah dua”, kata asep sambil acungin jempolnya.

Tetapi harus diingat karena kewenangan kemampuan mereka juga terbatas dan sangat perlu juga peran serta orang tua didalamnya, yang sudah barang tentu disana juga ada norma-norma yang harus dihargai bahwa mereka juga berhak menyampaikan pendapatnya “tutupnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *