Proyek Normalisasi Sungai Citarum Diduga Dompleng Satgas Citarum, Operasional BBM Patut Dipertanyakan

Kab Bandung, Matainvestigasi.com – Proyek Normalisasi Sungai Citarum Majalaya sampai Rancakasumba sepanjang 5,5 km dengan Anggaran Negara 72 M lebih yang tidak jelas keberadaan papan proyeknya dinilai menutupi informasi publik sebagai keterangan yang sebenarnya. Proyek tersebut terbilang cukup bandel dan nekat, terlihat sampai saat ini pekerja dilapangan masih tanpa perlengkapan K3, yang seharusnya ada dan menjadi hak pekerja (08/10).

Saat dimintai keterangan dilapangan pekerja menjelaskan ” saya digaji harian dibawah 90 ribu, untuk rokok, makan, kosan saja kadang masih kurang, dan rata-rata pekerja dari jauh, saya dari cianjur, tapi dari pada menganggur yah saya lebih baik kerja, walau gaji masih kurang cukup ” imbuhnya.

Kantor proyek di rancakasumba solokan jeruk terlihat banyak sekali drigen solar, baik yang besar ataupun yang kecil, terlihat juga mobil kijang berstiker citarum, yang biasa dipakai oleh satgas citarum dalam penanganan sungai citarum harum. Ketika ditanya riki saat dikantor menjelaskan ” benar itu mobil angkut bbm buat alat berat, dan memang pakai stiker itu, itu punya kantor kok ” jelasnya.

Adi storing dan Riki menambahkan ” Ini Pt.Serena kita di KSO bagian alat berat, di bawah Pt. Rudi Jaya, kita seminggu sekali disuply bbmnya, penanggung jawab disini pa dedi manager, saat ini dilapangan ” katanya.

Ditempat terpisah Posko Sektor 5, Dansektor Kolonel Inf Sumarno menegaskan ” terkait stiker mobil operasional pengangkut bbm proyek normalisasi tersebut kita tidak ada kaitannya, kita saja tidak diperkenankan masuk ke sana, seharusnya dia juga bisa bekerja sama dengan kita, karena saya dansektornya, artinya saya tahu keinginan masyarakat, waktu kisruh tanahnya saja kita tahu dan dilibatkan ” ungkapnya.

Pekerjaannya juga kurang bagus, masa sungai saja buatnya belak belok kaya ular, kalau saya tinggal diluruskan saja, biar gak banyak nelan biaya negara, karena sebelumnya yang dicitoke itukan saya kerjakan, kan saya satgasnya, jadi sampai saat ini proyek tersebut, ya maunya dia sendiri, gak mau sharing dengan satgas ” tutup dansektor.

Dan sampai saat ini proyek normalisasi tersebut menjadi perguncingan masyarakat majalaya, karena dianggap penyempitan sungai yang akan mengancam warga setempat, dikhawatirkan banjir akan meluap ke warga bila musim penghujan tiba, dan Dedi selaku Manager Pt. Serena tidak koperatif. (chox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *