Rembesan BBM Pertamina Bandung Masih Cemari Sungai Citarum, Warga Resah

Bandung, Matainvestigasi.com – Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Ujung Berung Pertamina Bandung Group yang berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta No.728, Babakan Penghulu Cinambo masih di lakukan penangan terkait bocornya BBM jenis Solar milik Pertamina. Rembesan Solar tersebut mengalir ke anak sungai citarum dan meluas sampai wilayah kabupaten bandung. Pihak Pertamina terus melakukan upaya perbaikan, namun rembesan solar masih belum bisa teratasi meski di semprot dengan cairan dispersant, Rabu (15/04).

Terpatau di lokasi rembesan aliran sungai babakan penghulu cinambo sedang melakukan penanganan dengan di semprotkan cairan kimia, Oil Spill Dispersant ( OSD) 9000 Supergreen Eco untuk melarutkan solar yang mencemari sungai oleh team Health Safety Security Environment (HSSE) TBBM Ujung Berung Pertamina Bandung Group, didampingi Satgas Citarum Sektor 22.

Menurut Kosasih HSSE Pertamina “rembesan solar yang mengalir akan dilarutkan oleh cairan dispersant dengan cara kita semprot dan kita bendung, karena cairan ini akan melarutkan bbm, juga kita vacum agar solar yang rembes bisa cepat habis dan tidak lagi keluar mengalir ke sungai “jelasnya.

Serma Abdullah selaku satgas citarum menambahkan “saat ini pihak pertamina sudah membendung lubang rembesan dan lakukan penyempropat dispersant, juga memvacum sisa rembesan solar yang ada, agar cepat habis “imbuhnya.

Tampak jelas sawah yang terdampak layu akibat kena aliran solar yang bocor, perubahan air yang keruh dan berminyak juga bau menyengat membuat padi akan gagal panen. Bahkan banyak burung blekok yang mati, dan ada warga yang terdampak kena penyakit kulit gatal dan bintik – bintik merah akibat kena air sungai yang tercemar.

Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Ujang Safaat mengatakan, “warga terdampak 4 Kelurahan (Cimencrang rw06), (Rancanumpang Rw01 dan 02), (Ciskid Rw01,02,03,04), (Rancabolang Rw04), semua 8 Rw sekecamatan Gedebage. Habitat Burung Kuntul (Blekok) yang di lindungi juga mati akibat makan minum di sungai yang terkontraminasi BBM.

“Dalam kondisi wabah virus corona, warga sudah merasa susah karena mematikan pencaharian ekonomi dalam kebutuhan sehari – hari, di tambah lagi dengan pencemaran sungai akibat bocornya BBM Pertamina yang cemari sungai, maka warga yang memanfaatkan air sungai tersebut tidak lagi bisa di pakai, siapa yang tanggung jawab akibat tercemarnya sungai “ungkap ujang.

PT Pertamina (Persero) masih melakukan penanganan rembesan minyak yang terjadi di Fuel Terminal Bandung Group. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memastikan minyak yang sempat merembes ke area sungai terdampak dapat dibersihkan dengan maksimal.

Unit Manager Communication Relations & CSR Marketing Operation Region (MOR) III Dewi Sri Utami menjelaskan, langkah-langkah penanganan dilakukan Pertamina baik di dalam lokasi fuel terminal (terminal BBM) maupun di luar lokasi fuel terminal. Salah satunya yakni melokalisir minyak dengan snake oil sorbent, membuat pagar pembatas, serta melakukan penggalian di dalam lokasi fuel terminal.

Pertamina juga telah menyiagakan peralatan penganggulangan keadaan darurat seperti vacuum truck, turbo pump, armada pemadam kebakaran serta alat pemadam api ringan (APAR), sehingga dapat segera digunakan apabila diperlukan.

Dewi mengungkapkan, pihaknya saat ini fokus pada penanggulangan kejadian sekaligus melakukan investigasi penyebab kejadian, bersama dengan institusi dan aparat yang berwenang.

Pantauan di aliran sungai perbatasan sampai pukul 15:20 wib, masih mengalir minyak dan bau masih tercium meski kurang menyengat seperti beberapa hari lalu. (chox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *