Papua, Matainvestigasi.com – Eksistensi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus meningkat dengan melakukan kejahatan kemanusiaan. Kondisi ini mendapat atensi Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Selasa (10/01).
Yudo Margono mengatakan kejahatan kemanusiaan KKB menjadi salah satu bahan evaluasinya. Dia memastikan TNI akan menindak tegas KKB.
“Sehingga dalam menghadapi KKB, prajurit TNI akan melakukan tindakan secara tegas namun tetap terukur,” ujar Yudo Margono, saat melakukan kunjungan kerja di Jayapura, Senin (9/01)
Menurut Yudo Margono, TNI memiliki tugas mengamankan masyarakat dan juga KKB. Upaya penindakan itu tetap jalan bersamaan dengan pendekatan humanis.
Dia memastikan program pembinaan teritorial (binter) akan terus dilaksanakan di Papua. Karena program ini sangat dibutuhkan masyarakat, dan menjadi salah satu kegiatan untuk menangkal aksi-aksi kelompok berseberangan.
“Tentunya program ini tidak bisa kita hilangkan, karena kita memiliki fungsi binter kepada masyarakat. Program binter bagi anak-anak yang ingin bersekolah, warga yang butuh keamanan dan kenyamanan, dan ketahanan pangan di daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo juga sepakat penegakan hukum terhadap KKB harus tegas dan terukur. Kendati penegakan yang dilakukan aparat keamanan kerap berbenturan dengan Hak Asasi Manusia (HAM).
“Kita akan terus lakukan, karena aksi KKB menjadi kendala dalam proses pembangunan di Papua. Jadi, kita tetap harus melakukan langkah-langkah penegakan hukum di lapangan secara tegas dan terukur,” tegas Sigit Prabowo.
Dia mengaku terus berkomunikasi dengan Komnas HAM di pusat maupun di Papua. Ini untuk memastikan bahwa langkah yang yang dilakukan jajarannya sudah proporsional.
“Kita berusaha tindakan penegakan hukum yang kita lakukan ke depannya juga tepat sasaran, dan tidak berdampak ke masyarakat yang bukan bagian dari KKB,” tutur Kapolri.
Saat ini, ada dua pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat. Di antaranya pendekatan dalam bentuk memberikan edukasi sosialisasi, meningkatkan SDM, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
“Ini untuk trafer knowladge (ilmu). Tentunya program kita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Listyo Sigit.
Kelompok Separatis Teroris (KST) kembali melakukan aksi tindakan tidak terpuji dengan melakukan pembakaran Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Tengah, Senin (09/01).
Pembakaran sekolah tersebut dilakukan sekitar pukul 10.30 WIT. Akibat dari pembakaran tersebut menyebabkan satu ruang guru dan satu ruang kelas terbakar, namun tidak terdapat kerugian personel dikarenakan pada saat kejadian tidak ada kegiatan proses belajar mengajar.
Berselang beberapa waktu kemudian KST melakukan aksi penembakan terhadap pesawat Ikairos PK-HVV yang akan mendarat. Saat itu pesawat Ikairos PK-HVV jenis Cargo akan landing di Bandara Oksibil dan mendapat gangguan tembakan sebanyak 2 kali.
Mendapat serangan akhirnya pilot memutuskan untuk RTB (Road to Base) ke Bandara Tanah Merah. Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring kepada wartawan di Makodam membenarkan kejadian ini.
“Pembakaran SMK di Oksibil yang dilakukan oleh KST merupakan pekerjaan teroris untuk membuat lost generation, menghambat generasi muda Papua untuk maju. Bagaimana generasi muda Papua bisa maju dan cerdas bila tempat mereka menimba ilmu dibakar oleh pihak yang tidak suka melihat pemuda ikut membangun Papua,” ujar Danrem) 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring.
Pihaknya menegaskan, anak-anak muda Papua sebagai generasi penerus bangsa harus mendapatkan pendidikan yang layak dan kesempatan yang sama. Sebab Danrem berharap Papua bisa maju dan lebih baik lagi atas peran aktif dan partisipasi dari para generasi penerusnya kelak.
“Untuk itu, saya menghimbau kepada para tokoh adat dan tokoh agama dapat berperan aktif dan menyerukan kepada pihak KST yang merusak dan membakar fasilitas pendidikan dan fasilitas umum lainnya untuk segera menghentikan aksinya. Ini tidak ada gunanya, hal ini nantinya malah membuat pembangunan terhambat di Tanah Papua,” tegas Danrem.
Selain membakar sekolah, KST juga merusak Trafo Listrik dan melakukan pemalangan jalan dengan meletakan bebatuan dijalan masuk sekolahan. Danrem menyebut aksi ini diduga dilakukan oleh KST kelompok Nason Mimin.
“Saat ini aparat TNI-Polri sudah berada dilokasi dan berupaya untuk menutup jalur-jalur utama mereka,” katanya.
Dengan adanya kejadian ini, Danrem melihat bahwa kelompok pengacau keamanan tersebut terus mencoba mengganggu aparat dan memancing agar aparat masuk dalam cara yang mereka gunakan.
“Mereka terus memancing kita untuk masuk ke mereka. Namun saya sudah memberikan arahan kepada pasukan untuk mengambil langkah-langkah taktis yang diperlukan untuk mereduksi aksi mereka. Dan saya memerintahkan untuk tetap siaga,” tutur JO Sembiring.
Danrem juga menjelaskan bahwa untuk kondisi saat ini di Distrik Oksibil pasca terjadinya beberapa kejadian seperti kontak tembak antara aparat keamanan TNI-Polri dengan pihak KST, Pembakaran SMKN 1 Oksibil dan penembakan pesawat, berdampak pada lumpuhnya perekonomian dan fasilitas umum seperti Bank, Rumah Sakit, Bandara dan kios-kios milik masyarakat tutup sementara.
“Karena merasa terancam dengan rentetan kejadian tersebut, maka masyarakat lebih memilih mengamankan diri sementara di tempat yang terdapat aparat keamanan seperti Makoramil 1715-01/Oksibil dan Masjid An-Nur Oksibil,” pungkasnya.
(Red/merdeka)