Kab Bandung Barat – Sopir truk pengangkut sampah dari berbagai daerah di Bandung Raya melakukan unjuk rasa di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa kemarin, Rabu (25/01).
Mereka mengeluhkan proses pembuangan sampah ke TPA yang terhambat hampir tiga pekan lamanya. Hal itu berdampak pada mereka yang harus mengorbankan waktu banyak hanya untuk bisa membuang muatan.
“Kami minta segera ada solusi agar pembuangan sampah ke Sarimukti segera normal. Biar sopir tidak terhambat lagi untuk membuang sampah,” kata Omat Tomson salah seorang sopir pengangkut sampah asal Kabupaten Bandung.
Mereka meminta agar pemerintah segera memperbaiki permasalahan yang menjadi akar masalah terhambatnya pembuangan sampah, mulai dari jalan hingga armada yang rusak.
“Kita terdampak, makanya pemerintah harus cari solusi secepatnya. Masalahnya ini yang paling parah dari yang pernah terjadi sebelumnya,” ucap Omat.
Sejak ada kendala pembuangan sampah, sopir banyak yang terpaksa menginap di TPA karena panjangnya antrean truk pembuangan sampah menuju area dalam dan landasan TPA Sarimukti.
“Padahal dalam kondisi normal, satu hari sopir bisa ngangkut sampah sampai 2 rit. Kalau kondisinya gini, cuma bisa satu rit, itu juga datang sore baru kebuang besoknya,” kata Omat.
Tak hanya soal menginap dan jarang pulang, dampak yang dirasakan para sopir gegara masalah di TPA Sarimukti, yakni biaya BBM makan yang membengkak, diprotes warga, sampai keluhan kesehatan.
“Di TPS kita ditekan masyarakat karena sampah belum diangkut. Terus ongkos buat makan dan BBM jadi membengkak. Sopir juga jadi banyak yang sakit, soalnya kan masuk angin terus terlalu banyak menghirup bau sampah,” kata Omat.
Sementara Koordinator Pengelola TPA Sarimukti Riswanto mengatakan, kendala di TPA Sarimukti terjadi karena kondisi alam. Hujan deras membuat jalan rusak sehingga akses sulit dijajal kendaraan.
“Kendala masih ada, jadi jalan yang sudah keras dan diperbaiki. Tapi karena diguyur hujan itu lembek dan becek,” tutur Riswanto.
Sementara soal alat berat, saat ini sudah ada penambahan alat berat yang beroperasi. Total ada empat ekskavator, dua buldozer, dan satu compactor landfill yang beroperasi.
“Mulai bisa terbantu, buldozer dan compactor landfill yang dioperasikan jadi penanganan gunungan sampah lebih cepat. Memang masih belum ideal, tapi sudah sangat membantu,” kata Riswanto.
Ada juga mobil yang sampai terguling di lokasi TPA, karena jalan licin akibat di guyur hujan. (Red)