Ditanya Pabrik Suritex Aswindo Dewasutratex Linglung, Diduga Kadis LH Cimahi Hanya Pencitraan Saja Agar Kondusip

Cimahi, Matainvestigasi.com – Penindakan Lingkungan wilayah cimahi terkesan lembek. Khususnya bagi oknum pelaku industri yang diam-diam masih melakukan pencemaran sungai. Seperti halnya yang terjadi pada pabrik Suritex, Aswindo dan Dewasutratex yang pernah di lakukan sidak oleh DLH Cimahi, Rabu (22/03).

Kadis DLH Cimahi Huzen Rachmadi bersama jajaran dan satgas citarum melakukan sidak dan peninjauan terhadap tiga pabrik textile tersebut yang diduga melakukan pencemaran sungai, terutama Suritex yang sudah di jatuhkan sanksi ringan untuk bebenah kekuranga dengan waktu dua minggu.

Baca juga:

Aswindo tertangkap camera mengeluarkan limbah cairnya ke sungai dengan banyak busa dan mengandung lumpur, dan Dewasutratex mengeluarkan limbah cairnya berwarna coklat keruh mengandung lumpur, dan diduga ada saluran siluman. Pihak Dewasutratex sendiri mengakui bahwa warna air limbahnya secara fisika dan kimia identik dengan limbah cair olahannya.

Baca juga;

Ada fakta menarik terkait pabrik Aswindo yang juga memiliki TPS B3 Batubara yang kurang layak, namun diduga juga pihak DLH Cimahi terkesan tutup mata, belum lagi terkait pabrik Suritex yang diberikan waktu 2 minggu untuk bebenah terkait kekurangannya, namun suritexpun seolah menguap saja tidak ada kejelasan secara lanjut, padahal sudah 1 bulan sanksinya terlewatkan.

Baca juga;

Saat sidak Aswindo dan Dewasutratex pihak LH menyatakan pabrik tersebut seolah baik-baik saja. Seperti yang diterbitkan di media dan koran Kadis DLH Cimahi. Cimahi yang terbit tanggal 11/03/23, dan diduga media setingan atau pesan agar oknum industri cimahi kondusip.

Baca juga;

Ketika Kadis LH Cimahi ditemui langsung dikantornya senin kemarin 21/03/23, dirinya tampak tak piawai menjawab dan seolah-olah melemparkan jawabannya terkait program citarum harum. Dirinya menjawab, “saya hanya mengcopi saja saat rapat citarum harum, seperti apa yang di bahas kalau rapat dengan satgas citarum harian terkait kualitas air citarum, “ucap Huzen.

Bahkan Huzen pun melempar pada staff lingkungan Luki terkait TPS B3 Aswindo, dirinya mengakui bahwa permasalahan pabrik itu sudah lama, bahkan jauh sebelum ada perubahan aturan dan undang-undang, memang aswindo kurang layak dan banyak kekeurangan, bahkan sudah sering di tindak.

“TPS B3 Aswindo, yah aswindo itu masalahnya saat ini kekurangan lahan juga, dan saya akui kita juga masih banyak kekurangan dalam hal pemerhati lingkungan, ada faktor kurang SDM juga yang terbatas di kami, tapi kami juga berusaha semaksimal mungkin dan respon informasi di wilayah cimahi.

Sementara dugaan saluran siluman dan outfall pabrik yang tidak jelas belum terjawab pasti. Dewasutratex dugaan limbah cair keruh coklatnya mengandung lumpur juga belum terjawab dengan pasti dari Kadis LH dan Luki. Hal ini menandakan bahwa kinerja mereka dinilai Karbitan Asal Bapak Senang (ABS) demi pencitraan saja, tidak realistis yang terjadi pada lingkungan.

Perlu di ingat, Program Citarum Harum yang menjadi program pusat dan percontohan harus berhasil secara nyata, bukan hanya Asal Bapak Senang (ABS) saja. Mengingat program ini akan segera berakhir dalam kurun waktu 2 tahun ke depan. Sudah saatnya komitmen tegas dan jelas juga konsisten dan prioritas dalam penindakan yang masif dan serius. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *