Bandung, Matainvestigasi.com – Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan pernyataan Kepala Satpol PP Kabupaten Situbondo, Jawa Timur yang dianggap memperbolehkan lokalisasi buka selama bulan Ramadan dengan syarat PSK (Pekerja Seks Komersial) menuaikan ibadah salat tarawih. Pernyataan Buchari itu sontak membuat masyarakat gaduh, Sab’tu (01/04).
Merespons hal tersebut, Bupati Situbondo Karna Suswandi mencopot Buchari dari jabatannya sebagai Kepala Satpol PP setempat. Selain itu, Bupati Situbondo itu juga mencopot Kepala Bidang Ketertiban Umum.
“Sejak hari ini Kastapol PP bersama Kabid Ketertiban Umum saya bebas tugaskan untuk sementara sampai menunggu hasil pemeriksaan, dalam rangka memperlancar pelaksanaan pemeriksaan yang bersangkutan,” jelas Bupati Karna, Rabu (29/3/2023).
Alasan Pencopotan, Keputusan pembebastugasan Kepala Satpol PP dan Kabid Ketertiban Umum itu dihasilkan setelah Bupati menggelar rapat bersama sejumlah pihak, yakni Sekda Situbondo, Kepala BKPSDM, Inspektur, dan Asisten.
“Dimungkinkan mendapatkan sanksi berat, maka yang bersangkutan saya bebastugaskan sementara waktu untuk memperlancar pemeriksaan yang dilakukan inspektorat,” ungkap Bung Karna, sapaan akrab Bupati Situbondo.
Dia menambahkan, keputusan tersebut merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai. Pasal 31 peraturan tersebut berbunyi, maka pejabat atau PNS yang diduga melaksanakan pelanggaran disiplin dan dimungkinkan disanksi berat dapat dibebastugaskan sementara untuk memperlancar proses pemeriksaan.
“Terhitung hari ini sampai keputusan hasil pemeriksaan sudah bisa disampaikan kesimpulannya kepada saya. Langkah ini kami ambil untuk melaksanakan berbagai tugas yang diemban oleh masing-masing pimpinan OPD. Kita sudah menduga terjadi pelanggaran atau kelalaian, tidak melakukan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengaman Perda di Kabupaten Situbondo,” imbuhnya, dikutip dari akun Instagram @situbondoinfo.
Polemik pernyataan Kepala Satpol PP berikut pencopotan yang bersangkutan dari jabatannya itu menuai banyak perhatian warganet. Mereka pun menyoroti akar permasalahan mengapa bisnis lokalisasi tetap ada di masyarakat.
“Solusi terbaiknya, berikan mereka pekerjaan yang layak. Tidak ada seorang perempuan yang ingin menjual dirinya kecuali terpaksa, mereka juga butuh makan untuk memenuhi kebutuhan hidup,” komentar pemilik akun Instagram @cinta.
“Akar masalahnya mereka itu kan rata-rata tidak punya pekerjaan, sementara ekonomi sulit. Solusi terbaik tutup tempatnya dan memberikan pelatihan kepada para PSK di BLK (Balai Latihan Kerja) agar punya keahlian, sehingga dapat bekerja di bidang lain,” komentar @nyun. (Red)