Sirkuit Mandalika Sukses, Tapi Merugi, Padahal Kita Korbankan Kuburan Nenek Moyang

NTB, Matainvestigasi.com – Ratusan makam (kuburan) nenek moyang keluarga besar warga Desa Kuta Mandalika harus berpindah area, gegara proyek Mandalika. Ini dilakukan demi pembangunan Sirkuit Mandalika, Minggu (18/06).

“Ratusan kuburan nenek moyang kami sudah dipindah dari Mandalika demi pembangunan Sirkuit Mandalika.

Hal ini, kami lakukan demi cita-cita Presiden Joko Widodo. Lalu sekarang kami dibilang ini rugi? Ini jelas mendiskreditkan Pemda Lombok Tengah,” demikian Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri, Sabtu (17/6/2023) dilansir dari detik.com.

Bupati Pathul tampak kecele mendengar pernyataan Direktur Utama InJourney Dony Oskaria yang menyebut event World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika bikin rugi. Karena ia sudah mengorbankan ratusan makam nenek moyang warga Desa Kuta Mandalika.

“Ratusan kuburan nenek moyang kami sudah dipindah dari Mandalika demi pembangunan Sirkuit Mandalika. Kami lakukan demi cita-cita Presiden Joko Widodo. Lalu sekarang kami dibilang ini rugi? Ini jelas mendiskreditkan Pemda Lombok Tengah,” ungkap Pathul, Sabtu (17/6/2023).

Ia kemudian merinci perbedaan data. Data pajak yang diterima Pemda Lombok Tengah berbeda dengan data yang disetorkan oleh ITDC atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia.

Pada 3 Maret 2023, saat event WSBK digelar, ITDC melaporkan 27 mobil dan 54 sepeda motor parkir. Kemudian, pada 4 Maret 2023, ada 70 mobil yang parkir, 187 sepeda motor, termasuk satu unit bus. Selanjutnya, pada 5 Maret 2023, ada 400 mobil dan 461 sepeda motor terparkir, serta 21 bus.

“Secara kasat mata saya melihat di sana ada ribuan (kendaraan) yang parkir. Ini siapa yang mengawasi? Tidak ada. Kami hanya menerima laporan pendapatan di sana,” imbuh dia, seraya memaparkan laporan ITDC dan InJourney yang menyebut lonjakan penonton WSBK 2023, tetapi pajak yang diterima cuma Rp 600 juta.

Lebih lanjut Pathul menyebut bahwa Pemkab Lombok Tengah tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi jalannya acara. Tetapi, dia heran karena event diklaim sukses dan bikin bangga, namun kini disebut merugikan. “Sekarang di mana letak ruginya? Siapa yang mengawasi mereka? Terlalu besar anggaran yang dikelola, tapi kami tidak tahu,” jelasnya.

Dia menduga kerugian Sirkuit Mandalika disebabkan karena pengelolaan manajemen InJourney. “Kami tidak tahu mereka rugi atau tidak. Siapa yang mengawasi mereka? Kami tidak tahu,” katanya.

Padahal, sambung Pathul, Pemkab Lombok Tengah sangat mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Sirkuit Mandalika. Salah satunya, turut membantu penyelesaian persoalan pembebasan lahan.

Sebelumnya, kita tahu,  bahwa, Dony Oskaria meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) lebih dari Rp 1 triliun untuk membayar utang jangka pendek Sirkuit Mandalika. Alasannya, pembangunan Sirkuit Mandalika menyisakan utang hingga Rp 4,6 triliun.

Maka, holding BUMN Pariwisata InJourney ketar-ketir terjerat utang dari pembangunan Sirkuit Mandalika. Melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, InJourney mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk membayar utangnya dengan total Rp 4,6 triliun.

Utang itu terbagi dalam dua termin pembayaran, short term sebesar Rp 1,2 triliun dan long term Rp 3,4 triliun. “Terus terang, saya tidak bisa menyelesaikan (utang) short term,” tutur Direktur Utama InJourney Dony Oskaria, dilansir detikOto, Kamis (15/6/2023). (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *