Bandung, Matainvestigasi.com – Kontrovesi Ponpes Al Zaytun makin menjadi-jadi. Isunya pun menyeret Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui punya kedekatan dengan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Kamis (29/06).
Tetapi, Moeldoko membantah membekingi Ponpes yang menjadi sorotan karena diduga ada ajaran menyimpang.
“Emang preman kok jadi beking. Itu yang ngomong itu suruh sekolah dulu itu, biar pinter dikit,” ujar Moeldoko di Istana, Jakarta, Senin (26/6).
Moeldoko mengakui dekat dengan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang, “kata dia, sebagai kepala staf kepresidenan memang harus membangun komunikasi yang baik dengan siapa pun.
“Memang kenapa? Tidak boleh apa deket?” kata Moeldoko.
“Ya biasa aja. Kan kita itu harus pandai membangun. Apalagi tugasnya kepala KSP harus pandai berkomunikasi dengan siapapun,” tegasnya.
Moeldoko meminta kedekatan tersebut jangan diartikan macam-macam. Menurutnya kedekatan itu justru membawa keuntungan untuk memantau Al-Zaytun.
“Konteksnya komunikasi politik, komunikasi publik dan seterusnya. Jadi jangan terus diartikan macam-macam.
Dan semakin saya bisa dekat dengan pak Panji Gumilang kan saya bisa makin melihat apa yang dia akan lakukan,” ujarnya.
Dekat Sejak Masih Pangdam Moeldoko mengaku sudah pernah ke Al-Zaytun sejak menjadi Pangdam Siliwangi pada tahun 2010-2011.
Hubungan itu terus berlanjut sampai menjadi kepala staf kepresidenan. “Saya dua kali. Waktu (masih) pangdam dulu ya.
Pangdam sekali. Berikutnya waktu (jadi) KSP saya ke sana,” katanya.
Moeldoko ke Ponpes Al-Zaytun untuk memberikan ceramah kebangsaan. “Pernah. Kasih ceramah. Kasih ceramah kebangsaan di sana,” sebutnya. (Red)