Jakarta, Matainvestigasi.com – Pemanis Aspartam potensi picu kanker. Bukan hal baru jika makanan manis mengundang bahaya, terutama jika ada tambahan pemanis buatan di dalamnya, Minggu (02/07).
Baru-baru ini pemanis buatan aspartam disebut-sebut sebagai salah satu biang kerok pemicu kanker. Padahal, selama ini aspartam banyak ditambahkan ke dalam makanan di banyak negara.
Mengutip laporan Reurers, ada sebuah sumber yang menyebut bahwa aspartam pada Juli 2023 mendatang akan dimasukkan ke dalam daftar zat yang mungkin bersifat karsinogenik terhadap manusia, untuk pertama kalinya oleh Riset Kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), International Agency for Research on Cancer (IARC).
Keputusan ini disebut sebenarnya sudah ditetapkan sejak awal Juni lalu, setelah dilakukan pertemuan dengan para pakar eksternal. Namun, tidak disebut batas takaran aspartam yang dikonsumsi.
Penelitian terhadap aspartam, Sedangkan jika merujuk studi yang dilakukan di tahun 1981, Joint Expert Committee on Food Additives (JEFCA) atau gabungan ahli WHO dan Food and Agriculture Organization (FAO), menyatakan jika aspartam aman dikonsumsi sesuai batas harian.
Pada tahun 2022, juga dilakukan uji coba pada pemakaian aspartam. Pada sebuah obeservasional di Prancis yang melibatkan 100 ribu orang, menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah lebih besar (termasuk aspartam) memiliki risiko kanker sedikit lebih tinggi daripada mereka yang mengonsumsinya secara normal.
Sedangkan pada Maret lalu, pejabat dari Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang menulis surat pada WHO, untuk dilakukan peninjauan kembali sebelum dirilis.
Kami dengan hormat meminta kedua badan untuk mengkoordinasikan upaya mereka dalam meninjau aspartam untuk menghindari kebingungan atau kekhawatiran di kalangan masyarakat,” tulis Nozomi dalam suratnya pada Wakil Direktur WHO Zsuzsanna Jakab. (Red)