Internasional, Matainvestigasi.com – Presiden Rusia Vladimir Putin kembali bersuara terkait perang Hamas dan Israel. Ia mengatakan Israel mengambil sebagian ‘tanah asli Palestina’ terutama melalui ‘penggunaan kekuatan militer’, Jum’at (13/10).
Hal ini ditegaskannya saat berbicara di forum Pekan Energi Rusia di Moskow, sebagaimana dilaporkan Anadolu, Jumat (13/10/2023) Putin mengatakan masalah Palestina adalah “ada di hati setiap orang yang menganut Islam dan mereka menganggap itu semua sebagai manifestasi ketidakadilan, yang mencapai tingkat yang tidak terpikirkan”.
“Isu Palestina adalah inti dari setiap orang di kawasan ini,” tegasnya.
“Ya, saya percaya bahwa dalam hati setiap orang yang memeluk Islam… Segala sesuatu yang terjadi – tidak hanya sekarang, tetapi selama beberapa dekade – dianggap sebagai manifestasi dari Palestina. Ketidakadilan meningkat ke tingkat yang tidak terpikirkan,” katanya.
Ia berujar ide awalnya adalah untuk mendirikan dua negara berdaulat yang merdeka, Israel dan Palestina. Namun keputusan muncul karena realitanya, ini hanya dilaksanakan sebagian.
“Selain itu, sebagian dari tanah yang selama ini dianggap oleh warga Palestina sebagai milik asli Palestina, diambil alih oleh Israel. Pada waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda, namun sebagian besar, tentu saja,” tambah Putin.
Sebelumnya, peperangan antara Hamas dan Israel pecah sejak Sabtu. Hamas memulai serangan multi-cabang sekitar pukul 6:30 pagi waktu setempat dengan ribuan roket yang ditujukan hingga Tel Aviv dan Yerusalem, di mana beberapa diantaranya melewati sistem pertahanan Iron Dome dan menghantam bangunan.
Baku tembak terjadi hingga malam hari antara pasukan Israel dan ratusan milisi Hamas di setidaknya 22 lokasi Israel. Keadaan pun mulai kacau karena banyak warga sipil yang terlibat dalam baku tembak.
Hamas sebelumnya merilis gambar beberapa warga Israel yang disandera. Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, membenarkan bahwa “ada tentara dan warga sipil yang diculik”.
Juru Bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompok itu melakukan operasi militernya sebagai tanggapan atas kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.
Selain itu, Israel juga diketahui beberapa kali melakukan serangan di wilayah Masjid Al Aqsa, yang merupakan tempat suci Umat Islam.
“Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman di Gaza terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” katanya.
Israel sendiri membalas dengan serangan udara. Negeri itu bahkan melakukan blokade terhadap makanan, air hingga bahan bakar di Gaza yang membuat PBB dan sejumlah lembaga memperingatkan Tel Aviv.
Sementara itu, mengutip CNN International, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dan utusan Timur Tengah Rusia Mikhail Bogdanov menyerukan “penghentian segera permusuhan”. Ia meminta dimulainya kembali pengiriman makanan dan obat-obatan ke Gaza.
Pernyataannya disampaikan dalam percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO, faksi Fatah Palestina, Hussein al-Sheikh. Kedua belah pihak menyebut “pengeboman tanpa pandang bulu” yang mengakibatkan banyak korban sipil “tidak dapat diterima.
“Penekanannya dilakukan pada pencegahan eksodus penduduk dari Jalur Gaza, yang seharusnya menjadi bagian dari negara Palestina merdeka sesuai perbatasan tahun 1967 dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur,” katanya.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah pada hari Kamis di tengah peringatan bahwa penduduknya berisiko kelaparan. Hingga kini 338.000 orang telah mengungsi. (Red)