Perang Hamas Israel, Vladimir Putin Peringatkan Israel

Internasional, Matainvestigasi.com – Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Israel agar tidak melakukan pengepungan terhadap Gaza sama seperti yang dilakukan oleh Nazi Jerman saat mengepung Leningrad. Pada Jumat, 13 Oktober 2023, Minggu (15/10).

Putin mengatakan, bahwa serangan darat di Jalur Gaza akan menyebabkan sejumlah korban sipil dan hal itu tidak dapat diterima.

Putin mengatakan Israel telah menjadi sasaran dari kelompok militan Hamas. Namun Putin menyayangkan Israel melakukan pembalasan dengan metode yang lebih kejam.

Ia mengatakan bahkan ada seruan di Amerika Serikat untuk melakukan blokade terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Pengepungan total itu setara dengan pengepungan Leningrad selama Perang Dunia Kedua.

“Dalam pandangan saya, hal ini tidak dapat diterima,” kata Putin kepada wartawan pada pertemuan puncak di Kyrgyzstan. “Lebih dari 2 juta orang tinggal di sana. Tidak semuanya mendukung Hamas, tidak semuanya. Tapi mereka semua harus menderita, termasuk perempuan dan anak-anak. Tentu saja sulit bagi siapa pun untuk menyetujui hal ini.”

Kritiknya terhadap Israel menjadi semakin tajam dengan mengacu pada pengepungan Leningrad pada tahun 1941-1944. Ia menyamakan antara Israel dan Jerman di bawah Hitler, yang berpotensi menimbulkan kebencian mendalam di Israel.

Namun Putin mengatakan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri. Dia berbicara setelah militer Israel menyerukan seluruh warga sipil Kota Gaza, yang berjumlah lebih dari 1 juta orang, untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam.

Militer Israel mengerahkan tank untuk melakukan invasi darat sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada Sabtu pekan lalu.

Putin mengatakan serangan darat akan menimbulkan konsekuensi serius bagi semua pihak. “Yang paling penting, jatuhnya korban sipil benar-benar tidak dapat diterima. Sekarang hal utama adalah menghentikan pertumpahan darah,” katanya.

Selain soal Nazi, Putin juga mengungkap kecurigaan ada sejumlah senjata yang dikirim ke Ukriana berakhir di tangan anggota kelompok Hamas. Putin curiga mungkin telah terjadi korupsi ketimbang pengiriman (senjata) yang disengaja.

“Saya ragu kalau ada pengiriman senjata dari Ukraina, namun saya tidak ragu sama sekali terhadap kemungkinan kebocoran senjata-senjata dari Ukraina. Kita semua tahun level korupsi di Ukraina sangat tinggi.

Pasar gelap meningkat ketika banyak orang yang ingin membeli dan di Ukraina ada banyak yang ingin menjual. Warga Ukraina sudah pasti menjual senjata-senjata ke pasar internasional lewat sejumlah negara di Afrika dan Timur Tengah. Kenapa? Karena mereka pun menjual senjata ke Rusia dan ketika mereka bisa menjualnya ke Rusia, maka tidak ada yang mengagetkan saya lagi,” kata Putin.

Desas-desus kelompok Hamas menggunakan senjata-senjata dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang dikirim untuk Ukraina pertama kali dicetuskan oleh mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Ia mengklaim peralatan seperti itu secara aktif digunakan di Israel.

Intelijen militer Ukraina merespon hal ini dengan menuduh Rusia mengirimkan senjata-senjata kiriman negara-negara Barat, yang disita dari Ukraina, ke Hamas lewat sebuah operasi bendera palsu yang dirancang untuk membuat Kyev terlihat buruk dimata para pendukungnya.

Sedangkan Israel tidak mengkonfirmasi atau pun menyangkal klaim Medvedev soal senjata. Negeri Bintang Daud itu hanya menolak sindiran Ukraina mengenai keterlibatan Rusia dalam serangan oleh Hamas, dengan menyebutnya sama sekali tidak masuk akal.

Vladimir Putin juga memperingatkan Israel agar tidak menyakiti warga sipil di Gaza. Berbicara kepada wartawan setelah pertemuannya dengan para pemimpin negara-negara eks Uni Soviet di Kirgistan, Putin mengatakan bahwa Israel melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bukan hanya dalam skalanya tetapi juga kekejamannya. Putin menuduh bahwa Israel menanggapi serangan Hamas dengan yang besar dan juga metode yang kejam.  Seperti diketahui, pertempuran antara Israel dan Hamas yang diawali serangan mendadak oleh Hamas pada hari Sabtu pekan lalu adalah yang terbaru dalam tujuh dekade perang dan konflik antara Israel dan Palestina.

Hingga kini, Israel pun membalas serangan Hamas dengan skala besar dari segala sisi. (Red)