Mayat Disimpan Dalam Truk Es Krim, Korban Tewas di Gaza Meningkat

Internasional, Matainvestigasi.com – Petugas kesehatan yang dikelola Hamas di Jalur Gaza terpaksa menyimpan mayat-mayat warga Palestina yang terbunuh oleh serangan udara Israel di dalam truk-truk pembeku es krim, Kamis (19/10).

Hal tersebut karena memindahkannya ke rumah sakit terlalu berisiko dan pemakaman pun kekurangan tempat. Israel telah melancarkan pengeboman secara brutal di Jalur Gaza untuk membalas kelompok militan Palestina Hamas setelah melakukan serangan paling mematikan terhadap Israel selama beberapa dekade.

Dokter dari rumah sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir Al Badah, Yasser Ali mengatakan bahwa kamar mayat sudah tidak mencukupi lagi sebagai gantinya didatangkan lemari pendingin untuk menyimpan mayat para korban.

“Kamar mayat rumah sakit hanya dapat menampung 10 jenazah, jadi kami telah mendatangkan lemari pendingin es dari pabrik es krim untuk menyimpan sejumlah besar martir (Korban meninggal),” kata Dr. Yasser Ali dari rumah sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir Al-Balah dilansir dari Reuters.

Ironisnya truk-truk pembeku tersebut masih menampilkan gambar iklan anak-anak yang tersenyum menikmati es krim.  Truk yang biasanya digunakan untuk melakukan pengiriman ke supermarket. Kini, beralih fungsi menjadi kamar mayat darurat bagi para korban perang antara Hamas dan tentara Israel.

Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka masih mengizinkan warga Gaza untuk mengungsi ke selatan menjelang serangan darat yang diperkirakan akan dilakukan sebagai pembalasan atas serangan delapan hari yang lalu oleh kelompok bersenjata Hamas, yang telah menewaskan 1.300 orang di Israel. Pihak berwenang di Gaza mengatakan bahwa serangan udara israel telah menewaskan lebih dari 2.300 orang.

Seperempatnya adalah anak-anak, dan hampir 10.000 orang terluka sejauh ini. Beberapa rumah sakit mulai kekurangan pasokan dan berjuang untuk menangani korban yang terus bertambah.

Sebelumnya Pemimpin Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas setelah serangan yang dilakukan kelompok tersebut (Hamas) di kota-kota Israel pada tanggal 7 Oktober, menembaki pria, wanita, dan anak-anak serta menyandera para sandera.

Ali mengatakan bahwa dengan adanya freezer tersebut tetap saja tidak mengubah keadaan, jumlah mayat terus bertambah dan tetap melebihi kapasitas rumah sakit, dirinya menambahkan beberapa mayat bahkan disimpan di tenda-tenda juga. “Bahkan dengan adanya freezer ini, jumlah (korban tewas) tetap melebihi kapasitas kamar mayat utama rumah sakit ini, dan kamar mayat alternatif, antara 20 hingga 30 mayat disimpan di tenda-tenda juga,” ujar Ali,

Sambil membuka pintu freezer untuk menunjukkan mayat-mayat berkafan putih di dalamnya. Ali juga menegaskan jika perang ini terus berlanjut, beresiko mayat-mayat korban tidak dapat dikuburkan lantaran pemakanan sudah penuh dan dibutuhkan pemakaman baru untuk pada korban tewas.

“Jalur Gaza berada dalam krisis dan jika perang terus berlanjut seperti ini, kami tidak akan bisa menguburkan mereka yang meninggal. Pemakaman sudah penuh dan kami membutuhkan pemakaman baru untuk menguburkan mereka yang meninggal,” kata Ali. Di Kota Gaza juga, pihak berwenang sedang mempersiapkan kuburan massal, kata kepala Kantor Media Pemerintah, Salama Marouf.

“Mengingat banyaknya jumlah syuhada (korban meninggal) di dalam kamar mayat Rumah Sakit Al-Syifa, yang kerabatnya tidak datang untuk menguburkan mereka, tanda-tanda perubahan mulai terlihat pada tubuh mereka,” katanya.

“Dan mengingat terus berdatangannya para syuhada (korban meninggal) dalam jumlah puluhan akibat pembantaian penduduk, sebuah kuburan massal telah dipersiapkan untuk menguburkan sekitar 100 orang syuhada di pemakaman darurat,” pungkasnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *