Internasional, Matainvestigasi.com – Sejumlah laporan mengungkapkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) mengerahkan enam kapal ke Timur Tengah seiring konflik Israel dan Palestina yang semakin memanas, Selasa (24/10).
Enam kapal perang itu meliputi kapal perang Zibo yang jenis perusak dengan peluru kendali tipe 052D, Fregat Jingzhou, dan kapal pasokan terintegrasi Qiandaohu.
Dilansir dari South China Morning Post pada Kamis (19/10), Kapal perang Tiongkok mengikuti latihan militer bersama dengan Angkatan Laut Oman dan bergerak meninggalkan pantai Muscat menuju tujuan yang dirahasiakan.
Di sisi lain, Amerika Serikat telah mengirim USS Gerald R FOrd sebagai kapal induk tercanggihnya. Washington memasok Israel pesawat serang A-10 Warthog dan F-15 E.
Sementara itu kabar lain dari Global Times melaporkan bahwa pengerahan kapal perang Tiongkok di Timur Tengah adalah dalam rangka misi pengawalan rutin negara ke wilayah tersebut dan bukan untuk mencampuri konflik Israel dan Palestina.
Pakar militer Tiongkok menjelaskan, Ini adalah praktik rutin untuk mengirim tiga kapal militer ke wilayah tersebut sekaligus untuk misi pengawalan, sehingga enam kapal akan hadir secara bersamaan.
Para ahli berpendapat misi pengawalan PLA memungkinkan Tiongkok bereaksi cepat terhadap setiap keadaan darurat yang mungkin terjadi. Kapal-kapal militer tersebut mungkin terlibat untuk tugas evakuasi jika terjadi situasi apapun.
Seorang Profesor di Institus Studi Timur Tengah, Ding Long meyakini bahwa Tiongkok tidak seperti AS, Beijing tidak akan memilih campur tangan militer untuk menyelesaikan perselisihan Internasional.
“Setelah menyudutkan Tiongkok tidak mengambil sikap tegas terhadap Hamas, kini media asing dan politisi Barat memutarbalikkan operasi militer run Tiongkok di wilayah tersebut.
Ini semua taktik mereka untuk melibatkan Tiongkok lebih dalam terkait konflik Israel dan Palestina,” ujar Ding dilansir Global Times.
Sementara itu Presiden Tiongkok, Xi Jinping menegaskan pentingnya gencatan senjata sesegera mungkin terkait konflik Israel dan Palestina yang semakin memanas.
“Prioritas utama saat ini adalah gencatan senjata secepat mungkin, untuk menghindari konflik meluas atau bahkan tidak terkendali dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius,” ujar Xi Jinping. (Red)