Internasional, Matainvestigasi.com – Iran mengancam akan membalas setiap serangan Amerika Serikat (AS). Ini setelah serangan terhadap pangkalan militer AS di perbatasan Suriah-Yordania yang menewaskan tiga tentara dan melukai sedikitnya 28 lainnya, Kamis (01/02).
Kelompok militan Irak mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone tersebut, meski demikian Iran membantah keterlibatannya. Kepala Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Hossein Salami sudah mendengar pernyataan dari pejabat AS soal ancaman serangan terhadap negaranya.
“Kami mendengar ancaman dari para pejabat Amerika. Kami sampaikan, mereka telah menguji kami dan kita sudah saling kenal sekarang, tidak ada ancaman yang tidak dibalas,” kata Salami seperti dilansir Reuters, Rabu (31/1/2024).
Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani juga memperingatkan bahwa negaranya akan merespons dengan tegas setiap serangan. Terhadap wilayah, kepentingan, serta warga negaranya yang berada di luar negeri.
Pesan keras dari para pejabat Iran itu muncul sehari setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan telah membuat keputusan mengenai bagaimana membalas serangan drone kelompok militan Irak. Namun Biden tidak menjelaskan lebih rinci pernyataannya itu.
Beberapa personel Garda Revolusi Iran terbunuh akibat serangan militer Israel di Suriah. Serangan teranyar berlangsung pada Senin (28/1/2024) mengincar bangunan di pinggiran Damaskus, Suriah.
Sebelum itu pada 20 Januari 2024, lima anggota Garda Revolusi tewas serta pada 25 Desember 2023, dua personel tewas. Sejak beberapa tahun terakhir Israel melancarkan serangan ke wilayah Suriah, mengincar kepentingan militer Iran. (Red)