Jakarta, Matainvestigasi.com – Dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidakpastian dalam pasokan pangan dan energi, penting bagi sebuah negara untuk memperkuat ketahanan pangan, energi, dan lingkungan, Rabu (21/02).
Hal ini yang mengemuka dalam penjajakan kerja sama Federasi Serikar Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) dengan IKAL Strategic Center (ISC) di Sekretariat ISC, Jakarta, 21 Februari 2024.
Dalam pertemuan delegasi FSPPB antara lain Ari Gumilar (Presiden FSPPB), Sutrisno (Sekretaris Jenderal FSPPB), Gatot Noersito (Bendahara FSPPB), dan Dr. Aryo Wibowo – Ka. Bid. Evaluasi Kinerja Perusahaan dan Monitoring Implementasi Good Corporate Governance (GCG).
Sedangkan dari pihak ISC diwakili oleh Sekretaris ISC Laksda TNI (Purn) Dr. Surya Wiranto, SH, MH., Wakil Sekretaris ISC Dr. Dra. Nieta Hidyani, MBA., MM., Wakil Bendahara ISC Masbukhin ST., Ending Fadjar SE., MA., Ervan Christawan, ST., dr. Norman Zainal, SpOT., M.Kes., Dipl. Ing. Lily S. Wasitova, dan pengamat maritim dari ISC DR. Marcellus Jayawibawa, S.SiT., M.Mar.
Dalam kesempatan ini juga munculnya permintaan kepada ISC untuk melakukan kajian terkait dengan ketahanan pangan, energi, dan lingkungan sebagai langkah yang penting dan strategis. “ISC dapat mengidentifikasi berbagai faktor yang memengaruhinya, maka melalui kajian ini, solusi-solusi inovatif diharapkan dapat ditemukan untuk meningkatkan ketahanan pangan secara menyeluruh,” jelas Sekretaris ISC Laksda TNI (Purn) Dr. Surya Wiranto, SH, MH.
Sementara itu Ending Fadjar SE., MA menimpali bahwa ISC senantiasa memperkuat komitmennya sebagai lembaga riset, dengan tetap fokus pada pengembangan pemikiran strategis bagi kemajuan bangsa. “Salah satu upaya dilakukan dengan mengkaji pemikiran yang muncul menerapkan pendekatan Asta Grata,” jelas Ending.
Senada dengan pandangan itu, Presiden FSPPB Ari Gumilar menyampaikan pula bahwa dengan begitu ketahanan energi juga menjadi fokus penting dalam pembangunan berkelanjutan, maka ISC dapat melakukan kajian mendalam mengenai sumber daya energi Indonesia, termasuk potensi dan tantangannya.
“Dengan demikian, kebijakan energi nasional dapat dirumuskan secara lebih efektif, memperhitungkan aspek keberlanjutan dan ketahanan pasokan energi,” jelas Ari Gumilar seraya menambahkan bahwa ISC tentu memberikan kontribusi federasi dalam merumuskan pemikiran strategis bagi Indonesia.
Lebih lanjut ditambahkan Ari Gumilar, bahwa kerjasama antara ISC dan FSPPB bisa diperluas dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. “Hal menjadi kunci penting dalam memperkuat identitas dan solidaritas bangsa. Para pakar dan pemikir dari ISC berperan sebagai pengajar nilai-nilai kebangsaan kepada anggota FSPPB,” jelas Ari Gumilar.
Kerjasama antara ISC dan FSPPB bukan hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga kolaborasi antardisiplin dan multikepentingan. Dari itu rencananya akan ada penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). (Red)