Bandung, Matainvestigasi.com – Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono menilai terdapat tendensi dari banyak pejabat pemerintah untuk menganggap wajar tingginya harga beras saat ini dengan alasan faktor El Nino, Selasa (27/02).
Disusul, lonjakan harga beras kini tengah menjadi persoalan besar yang dihadapi masyarakat. Bahkan, kenaikan harga beras pasca Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 kali ini disebut-sebut sebagai kenaikan tertinggi dalam sejarah kepemimpinan era Presiden Jokowi.
Berikutnya, pemerintah berencana menambah jumlah subsidi pupuk serta memberikan diskon pupuk nonsubsidi kepada petani menanggapi lonjakan harga beras belakangan ini. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian atau Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
1. Pemerintah Sebut Lonjakan Harga Beras Akibat El Nino, Ekonom: Sesat Pikir, Absurd
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono menilai menilai terdapat tendensi dari banyak pejabat pemerintah untuk menganggap wajar tingginya harga beras saat ini dengan alasan faktor El Nino.
Menurut dia, pemerintah juga menjadikan El Nino sebagai alasan di balik lonjakan impor beras sepanjang 2023 yang mencapai sekitar 3 juta ton.
“Mengkambinghitamkan El Nino semata-mata untuk tingginya harga beras dan masifnya impor adalah sebuah sesat pikir,” ujar Yusuf dikutip dsri Tempo.
Yusuf menjelaskan El Nino adalah fenomena alam yang sudah diprediksi sejak lama. Sehingga, seharusnya sudah dimitigasi sehingga tidak ada alasan untuk menuding El Nino sebagai krisis beras saat ini.
2. Harga Beras di Era Jokowi Tembus Rp 18 Ribu per Kg, Rekor Termahal Sepanjang Sejarah
Lonjakan harga beras kini tengah menjadi persoalan besar yang dihadapi masyarakat. Bahkan, kenaikan harga beras pasca Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 kali ini disebut-sebut sebagai kenaikan tertinggi dalam sejarah kepemimpinan era Presiden Jokowi.
Kenaikan harga beras mencetak rekor baru mencapai Rp 18 ribu per kilogram untuk beras premium. Harga tersebut telah melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.800 per kilogram. Selain mahal, stok beras premium juga langka di toko retail modern.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku was-was dengan kenaikan harga beras belakangan ini. Musababnya, harga beras yang melonjak drastis bisa mengerek inflasi. Padahal inflasi di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara maju maupun inflasi global.
3. Harga Beras Meroket Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Jokowi Tambah 9,55 Juta Ton Pupuk Subsidi
Pemerintah berencana menambah jumlah subsidi pupuk serta memberikan diskon pupuk nonsubsidi kepada petani menanggapi lonjakan harga beras belakangan ini. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian atau Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Hal itu, kata Airlangga, sudah disetujui oleh Presiden Jokowi. “Maka tadi diputuskan, subsidi pupuk di tambahkan menjadi Rp 14 triliun,” ujarnya, di Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 26 Februari 2024.
Selain itu, pemerintah juga merencanakan diskon pupuk nonsubsidi, memungkinkan petani mendapatkan pupuk dengan harga lebih terjangkau, sekitar 40 persen dari harga normal. (Red)