Diduga Mega Proyek Hotel dan Rumah Sakit Tidak Minta Izin Warga, Buruh Pekerja Minim Gaji, Warga Geram

Kab Bandung, Matainvestigasi.com – Pembangunan megah menurut informasi dari narasumber diduga akan digunakan untuk hotel dan rumah sakit milik PT Bethesda Hospital Indonesia yang berlokasi di dekat bundaran Cipacing Buahdua. Proyek pembangunan memicu kejengkelan masyarakat tiga desa, diantaranya Bojongpulus, dan Bojongloa, serta Rancaekek wetan yang tidak jauh dari lokasi proyek pembangunan tersebut, Selasa (26/03).

Disampaikan oleh narasumber yang identitasnya tidak mau disebutkan, masyarakat tidak pernah didatangi oleh perwakilan dari pihak proyek pembangunan hotel dan rumah sakit tersebut, ataupun kepengurusan setempat RT/RW yang diduga oleh masyarakat telah melakukan penyelewengan jabatan diduga mengisi tandatangan ijin lingkungan sekitar (tandatangan masyarakat).

Selain itu, masyarakatpun yang menjadi narasumber menyampaikan bahwa terdapat tiga mata air artesis yang mana lingkungan sekitar akan menerima imbas dan dampaknya kelak.

Diduga pemilik tanah yang saat ini sedang dibangun sebagai proyek pembangunan hotel dan rumah sakit PT Bethesda Hospital Indonesia tersebut berinisial Pn dan setidaknya sudah memerintahkan kepada para pihak perwakilan dari proyek pembangunan untuk memfasilitasi dari apa yang menjadi keinginan dari masyarakat sekitar atau warga.

Akan tetapi, disinyalir kuat ada oknum yang tidak mengajak beberapa tokoh masyarakat untuk musyawarah perihal adanya perijinan pembangunan mega proyek tersebut.

Hal yang lebih menarik lagi adalah, dimana pada saat beberapa masyarakat yang dipekerjakan dalam proyek pembangunan hotel dan rumah sakit tersebut mengeluhkan upah yang tidak sesuai dengan upah harian kerja lepas (buruh bangunan), dan banyak warga sekitar memutuskan tidak melanjutkan untuk bekerja.

Menurut informasi yang diterima team liputan tertanggal 21 Maret 2024, SDM pekerja harian lepas (buruh bangunan) tersebut direkrut dari berbagai luar kota, dan hal yang sama terulang yaitu banyak yang tidak melanjutkan untuk bekerja disana dikarenakan upah nya yang diduga disunat oleh oknum.

Diharapkan pihak terkait bisa Running untuk meninjau, bahkan memeriksa status mega proyek tersebut. Jangan terkesan abai atau tutup mata, khususnya Kepala Daerah Bupati Bandung. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *