Satres Narkoba Bandung Diduga Mau Main-Main Terkait Penggerebekan Penjual Tramadol, Tidak Transparan dan Menghindari Pertanyaan

Bandung, Matainvestigasi.com – Peredaran obat keras jenis G sangat meresahkan masyarakat, pasalnya banyak konsumen tua dan muda, atau masih sekolah (pelajar) mengkonsumsi jenis obat G tanpa resep dokter yang di jual bebas oleh pihak yang tidak bertanggungjawab anpa pengawasan dan penindakan yang pasti dari kewilayahan ataupun Aparat Penegak Hukum (APH) setempat, Rabu (03/04).

Seperti halnya yang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Bandung sektor Cicendo perbatasan antara Cimahi dan Kota Bandung, tepatnya Jl Budi seputar bawah jembatan penyebrangan dekat dengan fly over cimindi yang menjual terang-terangan dibulan suci Ramadhan. Team gabungan awak media online sempat melakukan penyisiran pagi siang dan malam, hasilnya tak sia- sia. Memang benar adanya warung yang menjual jenis obat G Tramadol dan lain-lain secara terang-terangan.

Viralnya pemberitaan tidak adanya responsif dari Kapolsek Cicendo perihal peredaran obat-obatan jenis G diwilayah hukum Polsek Cicendo Polrestabes Bandung Polda Jabar, lalu melaporkan (Memberikan Informasi) ke Satresnarkoba Poltestabes Bandung beberapa hari yang lalu, dan ditindaklanjuti oleh Personel Satresnarkoba Polrestabes Bandung dibawah arahan Kasubnit yang tidak mau menyebutkan nama serta pangkat, dikarenakan Kasat Narkoba nya sedang libur tanggal merah.

“Bapak-bapak tolong bantu pantau di Lokasi, dan biarkan mereka beraktivitas dan berikan informasi titik lokasi, jadi kami pada saat melakukan penggerebekan mereka dalam keadaan seperti biasa, “ujar Wiknyo salahsatu anggota yang juga diarahkan oleh Kasubnitnya.

Dan penggerebekan itupun terjadi dengan menjaring beberapa pembeli dan pelayan warung yang menjual obat jenis G tersebut. Pembeli dimasukan angkot dan dibawa ke Satresnarkoba bersama penjual atau pelayan warung obet Tramadol.

Ketika gabungan awak media berada dilokasi melihat personel satresnarkoba polrestabes bandung tiba dilokasi, serta akan meliput aksi penggerebekan tersebut satu orang awak media dilarang mengambil gambar oleh salahsatu personil yang menggunakan baju kemeja batik.

“Kang, dari mana, dan jangan diambil gambar serta diviralkan terlebih dahulu, “larangnya kepada wartawan.

Sebagai pelapor, lanjut wiknyo, bapak-bapak akan kami kabari nantinya apakah nanti mereka harus lanjut atau tidak, bapak-bapak tetap menjadi saksi, “ucap Kasubnit.

Menurut pantauan gabungan awak media dilokasi penggerebekan yang berada di wilayah jalan budi dibawah jembatan penyebrangan, sekitar 15 orang yang terjaring dan diamankan ke dalam angkutan kota yang diberhentikan oleh personel satresnarkoba serta sekitar 10 unit sepeda motor yang diangkut mobil pick up ke Satresnarkoba Polrestabes Bandung didaerah Sukajadi.

Setibanya di Satresnarkoba Polrestabes Bandung, gabungan awak media mencoba mendatangi Kasubnit guna meminta keterangan perihal proses penggerebekan tersebut.

Akan tetapi malah mendapatkan jawaban dari kasubnit, Jangan sekarang ya pak, selain ini masih kami data dan proses, juga jangan sampai kelihatan oleh mereka bahwa bapak-bapak sebagai pelapornya, nanti kami kabari, “kata kasubnit.

Anehnya, pada saat diminta no kontak serta photo bersama, kasubnit menolak, “untuk informasi selanjutnya akan disampaikan melalui pak wiknyo, dan ga perlu untuk photo, “ucap kasubnit.

Pada saat dihubungi melalui whatsAap, wiknyo yang tidak diketahui pangkatnya tersebut menyampaikan, ” Semoga nanti malam jadi untuk dilakukan gelar perkara, dan setelahnya kami akan berkabar.

Kabar yang ditunggu dihari besoknya adalah,

“Pak, mereka proses nya lanjut, dan dikarenakan sudah ditahan,” jelasnya.

Akan tetapi pada saat ditanya berapa banyak yang ditangkap, berapa banyak unit sepeda motor yang diamankan, apakah dilakukan pengembangan secara penyidikan dan penyelidikan terkait owner serta diduga backing sesuai yang disampaikan oleh salahsatu penjaga warung pengedar inisial J, itu tidak dijawab, seakan membisu.

Team liputan akan terus menggali perihal kinerja penggerebekan warung obat jenis G tersebut. Dengan kata lain ada dugaan Satresnarkoba Bandung mau main-main dan tidak transparan, yang sudah jelas para pelaku sudag di giring dan di proses. Dugaan tak masuk akal juga timbul, kenapa Bos gede dari warung tersebut tidak bisa dibuka dan dimunculkan.?

(Red/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *