Program Citarum Harum Berjalan Kendor dan Lemah, Cita-citanya Hanya Jadi Isapan Jempol

Bandung, Matainvestigasi.com – Kesadaran terhadap lingkungan masih terabaikan, akibat kurangnya sosialisasi berkelanjutan dan lemahnya tidakan tegas dalam Program Citarum Harum. Oknum pelaku kejahatan lingkungan masih marak terjadi, Jum’at (26/04).

Seperti halnya Pabrik Tahu TN (Tahu Nono) tertangkap basah membuang limbahnya secara langsung ke aliran sungai dan berkala. Pabrik tahu yang berlokasi di Jl. Cingised Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik secara terang-terangan membuang limbah cair dan ampasnya ke sungai.

Saat di konfirmasi langsung, Ia memberikan penjelasan mengaku dengan sengaja membuang limbahnya ke sungai. “Ya tahu saya membuang limbah ke sungai, sudah lama 1 tahun lebih, dan sudah biasa buang, saya juga akui itu salah, “ucap Yanti pemilik pabrik tahu TN.

Serma Cecep. S selaku Dansub Sektor 22 kota bandung tampak geram, dan membsri teguran terhadap pemilik pabrik tahu TN. “Dulu sudah pernah ditindak karena pelanggaran yang sama, dan harus membuat ipal dipabrik, kok masih buang ke sungai,? Jangan seperti itu donk, harus selaku pelaku usaha peduli lingkungan, “tegasnya.

Serma Cece S, segera bergegas dan menanyakan tempat IPAL atau tempat pembuangan limbah tersebut. kami sudah berikan peringatan lebih dari dua kali mungkin ini yang ketiga kalinya,” Ucap Cece S. sambil mengambil besi untuk mengcongkel dan membuka Kotak penampungan limbah tersebut.

Setelah dibuka Ipal penampungan limbah, ternyata didalam nya terdapat sampah juga air yang berwarna hitam pekat dan kental ditambah bau yang sangat menyengat. yang di duga kuat IPAL tersebut sudah tidak berfungsi dan memang sengaja di biarkan.

Menurut pemilik Pabrik Tahu Ibu Yanti mengatakan mohon maaf kami tidak tahu, suami saya yang tahu, tetapi suami saya sedang tidak ada di sini, sedang berada di Garut, memang ipalnya sudah lama tidak diurus dan dikasih obat, karena konsultannya sudah tidak ada, “ungkapnya.

Dansub, menambahkan jika dalam tiga hari masih membuang limbah tersebut ke sungai, dan dalam tiga hari tidak memperbaiki tempat Pembuangan limbah, maka akan kami tutup tempat Pembuangan pabrik ini dengan cara di corr atau di tutup dengan semen.” Pungkasnya.

Pabrik tahu tmpak kumuh, terlihat jelas dilokasi tempat pencelupan tahu agar bisa berwarna kuning dengan bak seperti sumur berisi air seperti karat dengan tumpukan lap diatasnya. Hal tersebut menggambarkan pembuatan tahu apakah dijamin higenis tanpa bakteri.

Program Citarum Harum sudah masuk tahap 5 tahun, namun perjalanannya tidak berkelanjutan dengan baik, justru tampak lemah dan tidak lagi bergairah. Jauh dengan cita-cita saat citarum harum di mulai, bahkan dengan semangat air sungai bisa diminum. Apa yang menyebabkan faktor lemah tersebut bisa terjadi, ataukah hanya sebagai ladang bisnis belaka.?

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *