Sungai Masih Jadi Tempat Buang Kohe, Program Citarum Tak Berdaya

Kab Bandung, Matainvestigasi.com – Sungai tak lagi berfungsi dengan baik, faktanya masih banyak di kalangan masyarakat yang belum menyadari apa fungsi sungai pada umumnya. Seperti yang terjadi di Kp Babakan Ciporeat Cimenyan, Kotoran Hewan (Kohe) Sapi dan Ayam potong seenaknya di buang langsung ke aliran sungai, Senin (13/05).

Peternak sapi membuang kotoran hewan dan lain-lainnya secara terang-terangan ke aliran sungai, sehingga menyebabkan bau menyengat dan sedimentasi diarea sungai dekat kandang dan mengalir mengikuti arus aliran sungai terbawa sampai ke bawah. Tentu hal ini sangat menjijikan bila di lihat, seakan-akan program citarum mandul.

Pemilik ternak, Epi mantri hewan mengatakan, “yah saya buang ke sungai kohe karena memang tidak ada lahan untuk buang kohenya, jadi kita buang ke sungai, karena hal ini sudah di lakukan dari dulu dan menjadi hal yang biasa buat kami peternak sapi di sini.

Program Citarum Harum saya tau, lanjut Epi, dulu pernah rapat di desa kebetulan saya di bumdes, saat itu kalau gak salah dansektor pertama atau ke dua, sosialisasi citarum harum. Namun sekarang sudah tidak lagi, dan bahkan tidak ada juga yang kemari setelah itu.

Epi menambahkan, Terkait kandang ayam potong, itu masih baru sekitar setahun lebih, dulu juga di lahan ini, karena kurang luas makanya pindah di sebelah saya, jadi memang masih buang juga ke sungai, tapi itu sudah biasa juga.

Harapan kami selaku peternak kita dibuatkan ipalnya, karena biayanya kan besar yah, kalau pakai biaya sendiri kita menolak. Jadi biar seperi ini, di buat pupuk juga harus ada lahan dan kebun yang cukup, saat ini kan banyak yang sudah jadi perumahan dan rumah besar, jadi pupuk hewan kurang, “tutupnya.

Program Citarum Harum yang menjadi prioritas pusat awalnya sukses dalam merubah paradigma dunia sebagai sungai terkotor sedunia. Namun saat ini berjalan tahap 6 tahun tampak melemah, seperti halnya fakta di lapangan marak kembali limbah masuk secara serampangan ke sungai, seakan tidak berdaya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *