Kab Bandung Barat, Matainvestigasi.com – Keberadaan tempat pengelolaan sampah Saung Taman Edukasi 3R yang digagas Mochamad Satori di Kabupaten Bandung Barat seharusnya dapat perhatian dari pemerintah daerah setempat, Rabu (24/07).
Tempat Pengelolaan Sampah yang didirikan 2015 tahun silam tersebut memberikan edukasi tentang bagaimana cara mengelola untuk skala rumah tangga.
Pendiri Saung Taman Edukasi 3R Mochamad Satori mengatakan, pemasalahan sebetulnya bisa diatasi dengan baik dan benar. Hasilnya nanti masih bisa memberikan manfaat.
Dia menilai dalam memberikan pemahaman kepada warga tidak cukup disampaikan dengan materi saja, Namun harus ada praktek yang mau dilakukan.
‘’Urusan sampah mah harus praktek tidak bisa ngomong doang,” ujarnya.
Satori menyayangkan, pendirian Saung Edukasi 3R yang dibangun baru kali ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat.
Padahal, jika mendengar jargo dari pemerintah, penanganan permasalahan harus diselesaikan dengan kolaborasi bersama masyarakat.
Meski begitu, Satori menuturkan, selama pendirian Saung Taman Edukasi 3R sudah banyak masyarakat yang diberikan edukasi.
‘’Mereka belajar bagaimana cara pengelolaan sehingga memiliki manfaat ekonomis dan ramah lingkungan,’’ kata dia.
Satori menjelaskan pengelolaan organik sebetulnya tidak akan bau, jika dikelola berdasarkan ilmunya.
Hasil organik bermacam-macam, mulai dari kompos hingga pupuk granole.
Dia memaparkan, secara umum sampah yang berasal dari rumah tangga memiliki tiga jenis, Organik, layak daur ulang dan residu.
Untuk jenis organik dimasukkan ke dalam bak yang terbuat dari bata. Bak penampungan ini diberi celah lubang terawang disetiap dindingnya.
Setiap minggu harus disiram dengan cairan yang mengandung bakteri pengurai. Nanti hasilnya bisa digunakan setelah satu bulan.
Satori mengatakan, semua tanaman di Saung dan Taman Edukasi 3R menggunakan pupuk kompos hasil daur ulang sampah organik sejak 2016 silam.
“Kita bisa tanam cabe, tomat. Jadi waktu cabai Rp160 ribu di sini kan gratis buat warga,’’ tutu Satori.
Ditempatnya itu, Satori juga mengelola bank sampah. Warga sekita banyak yang sudah menjadi nasabah bank sampah.
Warga biasanya menyetorkan sampah anorganik dengan rutin. Dimana sebelumnnya warga melakukan pemilahan dan langsung disetorkan.
‘’Sampah anorganik ini bisa dikelola kembali menjadi kerajinan atau diolah menjadi biji plastik,” ujarnya. (Red)