Bandung, Matainvestigasi.com – PJ Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengingatkan kepada kepala daerah di 27 Kabupaten Kota untuk melakukan pengendalian inflasi, Senin (12/08).
Menurutnya, gejolak harga pangan setiap tahunnya pasti akan terjadi. Namun, perlu diantisipasi agar komoditas pangan masih bisa dijangkau masyarakat.
Berdasarkan informasi, Provinsi Jawa Barat pada Juli 2024 mengalami inflasi sebesar 0,06 persen secara M-to-M. Salah satu penyumbang inflasi ada pada komoditas bidang pendidikan.
Meski begitu, kenaikan harga beras pada Juli masih menjadi penyumbang tertinggi dengan angka 0,08. Kemudia cabai rawit memberikan andil di angka 0,05.
Selain terjadi inflasi, ada beberapa komoditas holtikultura yang justru mengalami devlasi. Beberapa komoditas seperti bawang merah mengalami penurunan 0,09.
Disusul tomat yang harga dipasaran sangat terjangkau dengan menyumbang andil devlasi 0,07. Begitupun dengan cabai merah turun menjadi 0,06. Kemudian disusul Bawang putih 0,02 dan telur ayam ras 0,02 yang harganya sangat stabil.
Kepala BPS Jawa Barat Marsudijono mengatakan, dalam menghadapi musim kemarau komoditas holtikultura harus menjadi perhatian penting.
BPS mengamati pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juli 2024 di sektor tanaman pangan mengalami kenaikan 0,87 persen atau meningkat menjadi 110,92 point.
‘’Selain itu NTP pada tanaman holtikoltura juga mengalami kenaikan di angka 118,16 atau turun 6,38 persen,’’ ujar Marsudijono kepada wartawan, (08/08/2028)
Menurutnya, subsektor hortikultura ini perlu menjadi perhatian serius. Sebab, sampai akhir tahun nanti akan terjadi musim kemarau.
Tanaman Holtikutura sangan membutuhkan pasokan air. Sehingga harus menjadi perhatian pemerintah agar pasokan tetap stabil dan terjaga.
“Kan mulai musim panas, tanaman ini kan jenis butuh air banyak,” jelasnya.
Untuk diketahui, BPS mencatat bahwa inflasi secara Y-on-Y pada Juli 2024 di angka 2,25 persen. Sedangkan untuk kelompok pengeluaran tertinggi ada pada makanan minuman dan tembakau sebesar 1,13.
Tren inflasi itu menurun dibanding bulan sebelumnya mengalami penurunan. Pada Juni tercatat angka inflasi sebesar 2,38 persen.
Sedangkan untuk angka inflasi tertinggi secara Y-on-Y di tingkat Kota Kabupaten ada di Kota Bekasi dengan 2,75 persen.
Sementara itu Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jabar Yuke Mauliani Septina mengatakan, angka inflasi pada Juli 2024 masih terkendali.
Kebutuhan pokok masih terjangkau masyarakat. Sementara untuk stok pangan juga terbilang aman.
Meski begitu, pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipasi untuk mengatasi dampak dari terjadinya musim kemarau yang biasanya akan terjadi penurunan produktivitas hasil pertanian.
Pemprov Jawa Barat bersama pemerintah pusat sudah menerpkan program pompanisasi dengan dibagikan langsung kepada para petani.
Pemerintah pusat sudah menyalurkan 5 ribu pompa air. Bahkan smapia saat ini kebutuhan pompa air sudah ditambah menjadi 10 ribu unit.
‘’Pusat itu ada kucuran pompa. Dari 5 ribu unit sekarang ada 10 ribu unit dan telah tersalur sekitar 7.500 unit,” cetusnya. (Red)