Progres Belum Jelas, Target Groundbreaking TPPAS Legok Nangka Meleset Lagi

Bandung, Matainvestigasi.com – Rencana Groundbreaking Tempat Pemrosesan Pembuangan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka sampai saat ini belum ada tanda-tanda kapan akan dimulai, Senin (12/08).

Meski belum lama ini sudah ada perusahaan yang ditunjuk oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investas (Menko Marves), progres TPAS Legok Nangka masih jalan di tempat.

Rencana Groundbreaking atau peletakan batu pertama yang sudah direncanakan sejauh ini belum bisa dipastikan kapan akan dilakukan.

Padahal Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyatakan bahwa Groundbreaking akan dilakukan pada akhir Juli 2024 lalu.

Menanggapi hal ini, Bey mengatakan, kelanjutan TPPAS Legok Nangka masih dalam pembahasan bersama pemerintah pusat. Terlebih Menko Marves menunjuk PT JES sebai investor.

Bey mengaku, kelanjutan TPPAS Legok Nangka akan kembali dilakukan pembahasan bersama Menko Marves Luhut Panjaitan.

“Groundbreaking ini akan dibahas lagi, Pak Luhut akan bahas bagaimananya kelanjutannya,” ujarnya di Gedung Sate Bandung, Jumat (08/08/2024).

Pihaknya akan meminta penjelasan dari Menko Marves mengenai teknis kelanjutan pengelolaan TPPAS Legok Nangka ini.

Bey tidak menginginkan jika progres proyek pengelolaan Legok Nangka kembali terhenti. Sebab, masalah sampah untuk wilayah regional Bandung Raya harus sudah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak.

Dia mengatakan, sejauh ini pembahasan untuk progres ke depan akan terus dilakukan. Temasuk membahasa masalah teknis dan penyediaan alokasi anggaran dari APBD.

Legok Nangka sendiri adalah proyek KPBU KPBU atau secara umum dikenal sebagai skema Public-Private Partnerships (PPP).

Untuk skemanya harus ada penyediaan dan pembiayaan infrastruktur berdasarkan pada kerja sama antara Pemerintah dan badan usaha (swasta).

TPPAS Legok Nangka memiliki kapasitas pengelolaan sampah sebanyak 1.800 ton per hari. Berdasarkan perencanaan hasil pengelolaan sampah akan dikonversi menjadi listrik dengan kapasitas output 15 MW. Listrik itu nantinya akan dijual dengan harga 13,35 cents/kWH.

Sedangkan untuk lingkup kerjasama meliputi pembiayaan, design, pembangunan, operasi dan pemeliharaan WTE dan fasilitas pendukung

Proyek Legok nangkan memiliki masa Konsesi selama 22 Tahun dengan menelan biaya sebesar Rp. 3.19 Triliun. Kelayakan Finansial Internal Rate of Return (IRR) sebersar 15 persen.

Sedangkan untuk Net present value (NPV) sebesar Rp 1.97 Triliun Untuk struktur Pendanaan Equity 25 persen dan Debt 75 persen.

Proyek tersebut mendapat jaminan penuh pemerintah dengan jaminan penuh oleh oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia serta mendapat dukungan Project Development Facility (PDF), Viability Gap Fund (VGF) yang didukung penuh oleh Kementerian Keuangan Biaya Konstruksi dan sebagian Kementerian PUPR. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *