Faktor Penyebab Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie Kalah dari Dedi Mulyadi

Bandung, Matainvestigasi.com – Kekalahan yang dialami oleh pasangan nomer 3 Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie melalui perhitungan quick count punya beberapa faktor yang menyebabkan suara di Pilgub Jawa Barat tidak memperoleh hasil signifikan, Jum’at (29/11)

Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Firman Manan mengatakan, kalahnya perolehan hasil suara dala Pilgub terhadap paslon Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie disebabkan karena kalah populer dibandingkan dengan Dedi Mulyadi.

Menurut Firman, sebelum pemungutan suara, tingkat popularitas Dedi Mulyadi sudah sangat di kenal oleh akangan masyarakat Jawa Barat.

Hal ini disebabkan oleh kepiawan Dedi Mulyadi yang bisa memanfaat situasi dan momentum atas isu-isu yang terjadi. Terlebih, Dedi Mulyadi memiliki tim yang bisa membuat konten menjadi viral.

‘’Cara ini memang terbukti sangat ampuh untuk meningkatkan popularitas buat Dedi,’’ ujarnya, kepada wartawan, Jumat, (29/11/2024).

Firman menilai, meskipun Ahmad Syaikhu pernah jadi kandidat calon gubernur Jabar pada 2018 lalu, namun belum mampu mendongkrak tingkat popularitas.

Akan tetapi, berbeda dengan Dedi Mulyadi yang terlihat sangat aktif melakukan kerja-kerja politik dan turun ke tingkat masyarakat dengan didukung pembuatan konten.

Selain itu, kekalahan pasangan nomer urut 02 ini disebabkan oleh mesin partai PKS yang tidak bergerak maksimal. Kondisi ini sangat berbeda jauh ketika Pilkada 2018, dimana kader PKS sangat militan untuk membantu memenangkan calon yang diusung.

Akan tetapi, pada Pilkada saat ini, seperti ada masalah terhadap mesin partai PKS yang tidak terkosolidasi secara maksimal. Sehingga perolehan suaran hasi quick count sangat rendah.

Firman juga berpendapat, tingkat popularitas atau keterkenalan bukan menjadi salah satu faktor untuk bisa menjadi dipilih. Sebab pasangan Acep Adang Ruhyat – Gitalis Dwi Natarina (Gita KDI) dan Jeje Wiradinata – Ronal Surapradja juga kalah telak.

Kedua paslon itu, memiliki latar belakang artis atau publik figur, tapi tidak jadi jaminan mayarakat menggunakan hak pilihnya untuk mencoblos kertas suara paslon tersebut.

‘’Ini terjadi karena, masyarakat yang memiliki hak pilih tidak mengetahui kerja-kerja politik dari kedua Paslon itu, sehingga tingkat kesukaannya masih kurang,’’ ujar Firman.

Jika dibandingkan dengan sosok artis lainnya yang pernah menang pada Pilgub seperti Dedi Mizwar dan Dede Yusuf, konsisinya sangat berbeda.

Kedua tokoh ini, memiliki karakter sama seperti Dedi Mulyadi yang aktif melakukan pergerakan untuk mengangkat tingkat popularitas.

‘’Pak Dedi Mizwar kan dikenal dengan sosok artis senior yang masih aktif di dunia seni peran, sedangkan Dedi Yusuf juga sama dan aktif sebagai anggota DPR RI,’’ ujarnya.

“Jadi menurut saya ada problem dari segi popularitas dan kesukaan masyarakat untuk paslon nomor 01, 02, dan 03 sangat kurang mendukung,” tutupnya

Untuk diketahui, berdasarkan hasil quick count Litbang Kompas, Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan unggul dengan perolehan 61,24 persen suara.

Sementara, untuk pasangan Ahmad Syaikhu – Ilham Akbar Habibie, berdasarkan hasil quick count memiliki angka sekitar 19,42 persen suara.

Sedangkan Acep Adang Ruhyat – Gitalis Dwi Natarina (Gita KDI) memiliki angka sekitar 10,22 persen dan Jeje Wiradinata – Ronal Surapradja peroleh 9,12 persen. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *