Jateng, Matainvestigasi.com – Pemberitaan mengenai gudang solar milik Imron di Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang melebar. Kasus ini masih menyisakan sejumlah misteri dan ketidakjelasan terkait tindak lanjut penyelidikan oleh pihak kepolisian khususnya wilayah hukum Polsek Bergas, Jum’at (31/01).
Mengungkap sejumlah kejanggalan. Sekretaris Umum GMOCT, Asep NS, yang juga narasumber mengungkapkan, bahwa gudang penimbunan bbm solar Imron ini pernah terlibat dalam kasus penyalahgunaan BBM tahun 2021 silam.
Baca juga;
Saat itu, Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri mengamankan 3 truk tangki modifikasi dan gudang solar milik Imron yang saat itu menggunakan nama PT Sembilan Muara Abadi Petrolium.
Kali ini, sorotan tertuju pada IPTU Harjono sosok Kapolsek Bergas, yang dinilai lamban dalam bertindak yang ada diwilayah hukumnya. Meskipun menjawab “siap” saat dihubungi GMOCT terkait kemungkinan sinergi dengan Polres Semarang untuk menyelidiki gudang solar tersebut, meski Gudang Solar tersebut berada di belakang Mapolsek Bergas tepatnya Dusun Ngempon.
Baca juga;
Lebih mengejutkan lagi, Asep NS menerima telepon dari seseorang yang menggunakan foto profil WhatsApp yang terkonfirmasi atas nama Kompol Maradona dan bergambar Direktur Reskrimsus Tipidter Polda Jateng menanyakan keberadaan gudang solar Imron dan mengaku sebagai aparat penegak hukum yang akan menindaklanjuti kasus tersebut.
Namun kejanggalan terjadi, kecurigaan muncul karena orang tersebut mengaku dari Bareskrim dan Tipidter Polda Jateng Kanit 2 Subdit 5.
Setelah dilakukan kroscek langsung mantan Kasatreskrim Polres Garut, Kompol Maradona membantah memiliki nomor WhatsApp +62812-2582-9175 yang digunakan oleh orang tersebut dan menegaskan bahwa nomor kontaknya masih yang lama.
Diduga Kuat orang tersebut mengaku sebagai Kompol Maradona pernah menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Garut dan menjadi anak buah Pak Irhamni, informasi dari mitra GMOCT di Bareskrim Mabes Polri menyebutkan bahwa Pak Irhamni telah pindah ke PPATK.
Lebih parahnya lagi, saat ditanyakan kenapa foto profil nya dihilangkan menjawab bahwa ” ya Sengaja, ini siasat jebak Imron, nanti mas tau saya dari bareskrim, Tipidter kanit 2 Subdit 5, anak buah pak Irhamni, lagi cari info Mbah Man sama Jerico, mas santai saja “.
Saat ditanyakan kenapa Imron tidak ditindaklanjuti, dirinya menjawab ” Sama pasti, Kami pasti tindak, nunggu bukti yang akurat santai Mas “.
Tim akan ke Polda Jateng dan akan mempertanyakan terkait keberadaan yang Dugaan sementara mengaku Kompol Maradona tersebut ke Tipidter Kanit 2 Subdit 5, dijawab olehnya ” Astaga ya wes mas, Media terlalu berisik hal sepele “.
Yopi Zulkarnain dari GMOCT mendesak Bareskrim Mabes Polri dan Polda Jateng untuk melacak pemilik nomor +62812-2582-9175. Ia juga berharap Kompol Maradona yang asli yang pernah menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Garut dapat mengambil tindakan mengingat konfirmasinya terkait nomor tersebut.
GMOCT juga kembali meminta Kepolisian Polda Jateng untuk segera menindaklanjuti viralnya pemberitaan gudang solar milik Imron dan meminta kejelasan dari IPTU Harjono terkait janjinya untuk bersinergi dengan Polres Semarang.
Selain itu Yopi Zulkarnain juga dihubungi oleh pemilik no +62812-2582-9175 tersebut mengaku juga sebagai Kasat Res Jember Angga Riatmi, meminta no atas nama pak Mus, akan tetapi saat dicoba untuk di Viccal oleh Yopi Zulkarnain, no tersebut tidak menjawab nya.
Aparat Penegak Hukum, Khususnya Bareskrim Mabes Polri dan Polda Jateng harus menjalankan tupoksi yang sebenarnya dan Jangan pernah membela yang bersalah. Tunjukkan kepada kami dan masyarakat banyak supaya Nama Institusi Kepolisian tidak tercoreng oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, saya selaku Ketua GMOCT bersama Pimpinan-Pimpinan Redaksi yang tergabung, Apabila laporan-laporan tersebut cuma di anggap kertas tumpukan, maka kami akan membawa laporan kami ke Polri. Jadi, saya harap Bareskrim Mabes Polri dan Polda Jateng dapat segera menindaklanjuti laporan-laporan kami dan masyarakat, khususnya masyarakat Jateng, Tegas Yopi.
Saat berita ini diturunkan, ketika dicoba kembali dihubungi melalui chatting WhatsApp kepada no kontak yang mengaku sebagai Kompol Maradona tersebut, terpantau centang satu dan diduga kuat telah memblokir no kontak. Aksi seperti ini harus segera dihentikan, sebab nama institusi bisa jadi jelek di masyarakat. (Red)