Kab Bandung, Matainvestigasi.com – Akhir masa Program Citarum Harum berakhir gelap. Program Citarun sebagai program pusat untuk mengembalikan kepercayaan dunia yang menyebutkan Sungai Citarum sungai terkotor sedunia sejak tahun 2018 berakhir menyedihkan, Minggu (16/02).
Akibat dunia menjuluki Sungai Citarum terkotor sedunia, maka tahun 2018 mulai gencar dalam memperbaiki sungai citarum agar lebih baik dan bisa merubah paragdigma dunia tentang sungai terpanjang yang ada di jawa barat. Di bawah Komando Panglima Kodam 3/Slw Mayjen Doni Monardo saat itu, sungai citarum kembali mampu merubah paradigma dan membuktikan kepada dunia.
Mirisnya, akhir dari masa 7 tahun program citarum tidak sesuai harapan. Dengan visi dan misi Dansatgas (Gubernur) Ridwan Kamil sungai citarum harus bisa diminum. Hal hasil semuanya pepesan kososng, bahkan sampai saat ini sungai citarum masih belum aman dari limbah dan sampah yang selalu mengancam fungsi sungai, bahkan sedimentasipun menjadi salah satu probelm yang tak pernah tuntas.
Trilyunan anggaran Negara seakan sia-sia untuk mempertahankan sungai citarum dari segala aspek program, termasuk pembuatan sampah TPS3R, seakan tak berfungsi maksimal dengan ucapan buaian layaknya iklan. Kinerja tanpa anggaran negara tahun 2018 lebih hebat ketimbang dengan Negara memberikan anggaran tahun 2019/2020.
Meski Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai sebagai modal utama dalam program citarum, tetap saja mentah dalam mengatasi dampak lingkungan yang melintasi sungai. Hal tersebut terbukti jelas, masih bisa kita temukan sungai ataupun anak sungai yang masih tercemar limbah industri, sampah dan sedimentasi yang menjadi pulau kecil sehingga sungai menjadi sempit.
Terkait giat program citarum dilapangan selalu diinfokan, bahkan Deputi Kemenko Marves Saleh mengatakan, “Terima kasih Bang Ucok atas info hasil investigasinya.
Di saat Renaksi 2025 sudah habis, dan perubahan kabinet, kemudian penghematan anggaran, maka kekhawatiran bahwa Citarum mundur kembali memang wajar.
Ini membuktikan bahwa program citarum harum sebagai program percontohan untuk dunia bisa gagal. Pasalnya sungai citarum diprediksi akan kembali kotor dan jorok, bahkan tidak menutup kemungkinan industri kembali berulah dengan membuang limbah cairnya serampangan. Lalu apa langkah Pemerintah selanjutnya dalam menuntaskan dampak lingkungan yang sangat kompleks.?
Hendra Pemerhati Lingkungan mengatakan, ” saya merasa kemunduran program citarum harum ini sejak 2 tahun lalu, sampai akhir masa 7 tahun ini berakhir. Saya heran anggaran yang besar dari negara seakan sia-sia terserap, cenderung lebih ke bisnis, tidak serius menjalankan tugas, jika mengingat gigihnya dulu Alm Letjen TNI Doni Monardo dulu memperjuangkan citarum agar menjadi harum untuk Dunia, dengan akhir yang cukup miris.
Ketidak seriusan dalam menjalankan tugas dengan melupakan pentahelix dan mengabaikan hal kecil, bahkan cendrung santai-santai saja kecuali jika sudah viral baru grasa-grusu kinerjanya, mengakibatkan hal yang saat ini terjadi. Banyak masyarakat luar mengatakan citarum tak seperti dulu, dengan contok banyak icon yamg hacur tak terawat, bahkan merawat saja sulit apalagi harus menciptakan karya, “tegas hendra.
Maka, jangan harap program citarum harum ini berakhir baik. Hal hasil seperti apa yang kita lihat saat ini. Silahkan saja lihat sendiri, apa yang dilakukan saat masa transisi program akan berakhir, masyarakat semua bisa menilainya, apakah makin baik atau makin kendor kinerjanya, bahkan pencemaran masih sangat masif ke sungai citarum. (Red)