Kab Bandung, Matainvestigasi.com – Gudang Bulog kosong bertahun-tahun tanpa penghuni, dan terkesan menjadi terminal bayangan angkot dan tempat parkir. Gudang Bulog Citereup Dayeuhkolot yang dulunya sangat aktif gudang beras, kini redup dan kosong dengan alasan banjir. Sementara wilayah dayeuhkolot sudah ada folder dalam mengatasi banjir, Rabu (12/02).
Gudang beras milik Bulog yang dulunya aktif, kini menjadi mangkrak menjadi pajangan dan terkesan jadi tempat parkir atau terminal angkot saja. Masih belum jelas apa fungsinya gudang bulog tersebut setelah bertahun-tahun kosong tak berpenghuni, cendrung bubajir karena terbengkalai sudah lama, dan jangan sampai jadi gudang hantu.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi Perum Bulog harusnya lebih mahir dalam melakukan perhitungan dan strategi ekonomis yang mantap untuk sebuah nilai profit dan bukan sebaliknya, gudang beras bulog dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha jalan keluar lain. Anggaran yang terserap untuk pembangunan dan perawatannya dinilai percuma dan sia-sia belaka.
Harusnya gudang beras bulog itu bisa dimanfaatkan dari pada dibiarkan kosong bertahun-tahun, sangat disayangkan anggaran negara terbuang sia-sia.
Ketika disambangi langsung Perum Bulog Divre Jabar (Kanwil) untuk mengetahui langkah lanjutan terkait gudang bulog yang terbengkalai.
Warga sekitar mengatakan, “ya ini gudang bulog kosong lama jadi terkesan kumuh dan menambah kemacetan saja, pasalnya banyak pedagang, angkot bahkan motor yang mangkal dan parkir.
“Soalnya kosong lama jadi kan dimanfaatkan yang bukan peruntukannya, ya jadi ginilah tampak babalatak, “ungkapnya.
Meski Pejabat Bulog Jabar kota/kab berganti pimpinan, masih tidak mampu memecahkan permasalahan gudang beras yang kini kosong terbengkalai tahunan tanpa aktifitas semestinya sesuai dengan fungsinya.
Dikonfirmasi langsung Opik Maulana Humas Perum Bulog Divre Jabar mengatakan, “yah setau saya di kosongkan karena dulu tahun 2019 atau 2020 sempet kebanjiran cukup dalam, sehingga stok beras di gudang menyebabkan tumpukan beras basah dan jadi busuk (bau), sehingga memberikan dampak kerugian bagi bulog, “ucapnya.
“Yah karena terendam banjir beras jadi bau dan tidak laku, akhirnya kita lelang dengan harga yang tidak layak, jadi pakan ternak. Dan itu cukup berpengaruh sekali buat bulog, sehingga terpaksa kita kosongkan saja.
Opik menambahkan, “saat ini melalui aset akan kita sewakan pada pihak lain dan baru kita tawarkan, pernah ada yang minat namun belum tau jadi atau tidak, tentunya karena standarnya gudang ya pasti kegunaannya juga buat gudang sih, kalau buat pabrik yah belum tau juga.
“Saat ini maslah itu sudah di tangani orang aset, dan semua itu sudah sesuai dengan SOP, pastinya ada jalur yang kita tempuh sampai pusat kang, “tutup opik. (Red)