Bau Busuk Tak Hanya Dari Sampah, Tapi Dari Janji Yang Tak Ditepati, Ketika Bandung Tak Lagi Wangi, Bau Sampah Jadi Simbol Gagalnya Pemerintah Kota

BANDUNG, MATAINVESTIGASI.COM — Bau busuk menyergap dari tumpukan sampah di Jalan Dakota hingga Gedebage. Di balik pemandangan itu, tersimpan kenyataan pahit. Bandung yang dulu disebut kota percontohan pengelolaan sampah, kini tergelincir ke jurang krisis kebersihan. Program Kang Pisman pun perlahan kehilangan makna. Rabu (12/11).

Kondisi ini menjadi tamparan keras bagi Pemerintah Kota Bandung, yang selama ini gencar menggaungkan berbagai program pengelolaan sampah, mulai dari “Sampah Hari Ini, Selesai Hari Ini” hingga Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan). Namun di lapangan, semua itu tampak mandek.

“Kang Pisman sekarang cuma tinggal nama. Dulu sempat jadi kebanggaan, tapi sekarang bahkan petugas di lapangan bingung harus mulai dari mana,” ujar Rizal Ramadhan, aktivis lingkungan dari Komunitas Bandung Hijau, Rabu (12/11/2025).

Menurut Rizal, penanganan sampah di Bandung kini seperti mundur ke titik nol. Ia menilai Pemkot terlalu sibuk dengan kampanye seremonial dan pencitraan, sementara akar persoalan di sistem pengelolaan tidak pernah tersentuh serius.

“Pemkot sering bicara soal kesadaran warga, tapi persoalan utamanya justru di tata kelola. Armada angkut terbatas, koordinasi antar dinas lemah, dan TPA sudah kelebihan kapasitas. Kalau itu aja belum dibenahi, jangan salahkan warga,” tegasnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan tumpukan sampah kini menggunung di Jalan Dakota, Gegerkalong, hingga kawasan Gedebage. Sebagian bahkan sudah menutupi akses jalan dan menimbulkan protes warga sekitar.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung mengakui adanya keterlambatan pengangkutan akibat penutupan sementara akses ke TPA Sarimukti. DLHK menyebut tengah menyiapkan langkah darurat untuk mempercepat normalisasi.

Namun bagi para pemerhati lingkungan, alasan teknis bukan lagi pembenaran. Krisis ini, kata Rizal, seharusnya jadi alarm bahaya bahwa sistem pengelolaan sampah Bandung sedang kolaps.

“Sudah saatnya Pemkot berhenti bersembunyi di balik jargon Kang Pisman. Warga butuh sistem yang berjalan, bukan sekadar slogan yang diucapkan tiap kali ada krisis,” pungkasnya. (Fr)