Kab Bandung, Matainvestigasi.com – Mangkraknya proyek normalisasi drainase di Desa Rancaekek wetan tak kunjung ada kepastian warga sangat mengharapkan proyek mangkrak ini segera diselesaikan. Tak hanya mengganggu aktvitas warga, tapi juga sempat ada korban yang masuk terperosok ke dalam drainase, Kamis (12/06).
Warga RW 09 Iwan mengatakan bahwa proyek ini hanya sebatas dibongkar saja namun akhirnya tak ada kejelasan, ia juga sempat mengeluhkan, sering terjadi warga jatuh karna terperosok ke saluran sehingga warga berinisiatif untuk bangun jembatan dengan kayu untuk sementara waktu.
Baca juga;
“bahwa kondisi drainase yang sudah dibongkar dan dibiarkan tanpa ada kejelasan penyelesaian itu, sempat memakan sedikitnya dua korban terperosok jatuh ke saluran drainase” Ucap Iwan.
“Kondisi sudah dibongkar dan warga membuat jembatan sementara pakai kayu. Pernah ada yang terjatuh, waktu itu pak ustadz Dedi warga RW 09, pas lagi bawa motor nyebrang jembatan jatuh sama motornya ke selokan,” katanya.
Karena kondisi darurat, jembatan menggunakan kayu memang cukup berbahaya. Selain riskan patah karena tak kuat menanggung beban berat, juga khawatir licin setiap hujan, “katanya.
Tak hanya sekali, banyak warga yang menjadi korban karna mangkraknya proyek ini yang tidak kunjung tuntas.
“Waktu terjatuh pak ustadz Dedi, itu motor sama tabung gas ikut tercebur ke selokan. Jadi posisi lagi naik motor bawa tabung gas, pas nyebrang terjatuh, sampai luka, “ungkap iwan.
Iwan menerangkan, mangkraknya proyek normalisasi drainase oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung itu, diketahui telah memakan korban kedua, yang usianya masih anak-anak.
“Anak kecil juga pernah ada yang terjatuh. Korban anak warga RW09, ibunya bernama Lala, anaknya jatuh ke selokan. Untung ketahuan, jadi bisa langsung diselamatkan,” terangnya.
Iwan mengkhawatirkan, kondisi drainase yang terbuka dan terbengkalai dapat menimbulkan korban lain, terutama ketika hujan turun membuat debit air meningkat.
Dia memaparkan, tujuan awal proyek yakni sebagai upaya mengatasi banjir, sehingga pembongkaran dilakukan untuk normalisasi. Tapi setelah dibongkar, tak ada kejelasan kapan diselesaikan.
“Banjir tetap naik airnya, bahkan jembatan kayu yang dibuat warga sempat mengambang terbawa arus,” bebernya.
Warga di desa tersebut sangat mengharapkan adanya kelanjutan dari proyek yang mangkrak itu, bukan hanya sekedar janji manis yang hanya sebatas menenangkan warga, namun memberikan kepastian agar masyarakat merasa aman dan nyaman.
“Kami berharap, ini bisa segera dituntaskan dan direalisasikan sampai selesai. Jangan hanya dibongkar, tapi tidak ada kejelasan kapan penyelesaian,”tutupnya. (Red)