BANDUNG, MATAINVESTIGASI.COM – DPRD Provinsi Jawa Barat akhirnya menyetujui alokasi modal sebesar Rp100 miliar untuk menyelamatkan operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati pada tahun anggaran 2026. Keputusan itu diambil setelah pembahasan intensif antara legislatif dan eksekutif dalam forum Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS).
Wakil Ketua Komisi III DPRD Jawa Barat, Muhamad Romli, menjelaskan bahwa keputusan tersebut bukan tanpa pertimbangan. Menurutnya, DPRD memahami urgensi menjaga keberlangsungan BIJB sebagai aset strategis daerah, namun tetap menekankan pengawasan terhadap penggunaan dana agar tepat sasaran.
“Dari total Rp100 miliar itu, kebutuhan mutlak BIJB yang harus dipenuhi adalah Rp53,7 miliar. Komponen itu mencakup belanja pegawai sebesar Rp24 miliar, operasional Rp26 miliar, dan pembayaran bunga sindikasi Rp12 miliar per tahun,” jelas Romli, Selasa (4/11/2025).
Dengan demikian, total kebutuhan wajib dan beban bunga mencapai Rp65,7 miliar. Sisa anggaran akan diarahkan untuk perbaikan sarana dan prasarana penunjang bandara, sesuai hasil verifikasi bersama antara Pemprov Jabar dan DPRD.
“Kita mendukung perbaikan sarana dan prasarana, karena itu faktor penting untuk menarik minat masyarakat dan maskapai kembali ke Kertajati,” tegas Romli.
Langkah DPRD Jabar ini juga menjadi bentuk tanggung jawab terhadap pengelolaan aset daerah yang bernilai besar. Romli menegaskan, DPRD akan terus melakukan pengawasan terhadap efektivitas suntikan modal ini agar tidak sekadar menjadi beban anggaran.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengapresiasi dukungan DPRD dalam menjaga operasional BIJB. Ia menyebut bantuan modal tersebut krusial untuk mencegah bandara megah itu mati total.
“Kalau tidak disuntik modal, listriknya mati, airnya mati. Masa mau dibiarkan jadi sarang kelelawar?” ujar Dedi.
Dengan adanya dukungan anggaran dan pengawasan DPRD, publik menanti apakah BIJB benar-benar bisa bangkit dari masa sepinya dan menjadi kebanggaan Jawa Barat seperti yang diharapkan sejak awal pembangunannya.














