Poros Global Selatan Menggeliat! Prabowo dan Presiden Brasil Sepakat Bangun Aliansi Ekonomi dan Pertahanan

JAKARTA, MATAINVESTIGASI.COM — Hubungan diplomatik Indonesia dan Brasil memasuki babak baru setelah pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva di Jakarta, Rabu (23/10/2025).

Pertemuan itu menandai penguatan kerja sama strategis lintas benua yang mencakup sektor ekonomi, pertahanan, dan energi terbarukan.

Presiden Lula tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 10.00 WIB dan disambut langsung oleh Presiden Prabowo dengan upacara kehormatan kenegaraan. Kedua pemimpin kemudian menggelar pertemuan tertutup selama hampir dua jam, membahas langkah konkret peningkatan hubungan bilateral yang sudah terjalin lebih dari 70 tahun.

“Kita punya hubungan yang sangat baik. Saya pribadi mengagumi banyak kebijakan Anda, terutama dalam memperkuat kemandirian ekonomi nasional. Kita berdua memiliki tujuan besar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar Prabowo Subianto, Kamis (23/10/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Lula da Silva menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis utama bagi Brasil di kawasan Asia. Ia menilai, kedua negara memiliki peran penting dalam membentuk tatanan ekonomi global yang lebih adil dan berimbang.

“Indonesia menjadi mitra strategis yang sangat penting bagi Brasil untuk memperkuat posisi negara-negara Selatan Global,” tutur Lula dalam keterangan resminya di Jakarta.

Kolaborasi Rudal dan Kapal Selam: Langkah Nyata Sektor Pertahanan

Salah satu pembahasan utama dalam pertemuan ini adalah kerja sama industri pertahanan. Kedua negara sepakat menjajaki kolaborasi pengembangan teknologi rudal dan kapal selam yang akan melibatkan industri strategis nasional, seperti PT PAL Indonesia dan perusahaan pertahanan Brasil Avibras Indústria Aeroespacial S.A.

Langkah ini sejalan dengan agenda Presiden Prabowo yang sejak awal menekankan pentingnya kemandirian pertahanan dan transfer teknologi militer dari negara mitra.

“Kerja sama teknologi pertahanan bukan sekadar jual beli, tapi pertukaran ilmu yang membawa dampak jangka panjang bagi kedua bangsa,” ujar Prabowo dalam pernyataan terpisah kepada media.

Kerja Sama Ekonomi dan Energi Terbarukan

Selain pertahanan, Prabowo dan Lula juga membahas peningkatan nilai perdagangan bilateral yang pada 2024 mencapai USD 5,6 miliar. Keduanya bersepakat untuk memperluas ekspor produk pertanian, energi hijau, dan komoditas strategis seperti bioetanol dan minyak kelapa sawit berkelanjutan.

Brasil, sebagai produsen biofuel terbesar kedua di dunia, menawarkan kerja sama pengembangan energi terbarukan untuk mendukung transisi hijau di Indonesia.

“Brasil dan Indonesia sama-sama negara besar dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa. Kami ingin hubungan ini tumbuh melampaui perdagangan biasa,” ujar Prabowo dikutip dari Jakarta Daily

Perkuat Diplomasi Selatan Global

Kunjungan balasan Lula ke Jakarta ini menjadi lanjutan dari pertemuan bilateral sebelumnya di Brasilia pada Juli lalu. Kala itu, Prabowo menyatakan kesiapannya memperkuat poros Selatan Global (Global South) — blok negara berkembang yang ingin memperjuangkan pemerataan akses ekonomi dan keadilan iklim di dunia.

“Brasil melihat Indonesia sebagai representasi Asia yang penting dalam memperjuangkan suara negara-negara berkembang,” kata Lula, menegaskan komitmennya terhadap diplomasi multilateral.

Langkah Nyata Menuju Kemitraan Abad ke-21

Kunjungan kenegaraan ini menghasilkan tiga nota kesepahaman (MoU), meliputi:

1. Kerja sama industri pertahanan dan teknologi militer,

2. Kolaborasi riset dan produksi biofuel,

3. Pertukaran kebudayaan dan pendidikan tinggi.

Pertemuan dua pemimpin ini diyakini menjadi fondasi baru dalam hubungan diplomatik Indonesia–Brasil yang lebih progresif dan saling menguntungkan.