Bandung, Matainvestigasi.com – Viral sosok Supono Kepala Desa Desa Menganti, Kebumen, Jawa Tengah yang mengamuk gegara orangtua murid melaporkan pungli di sekolah negeri, Selasa (23/07).
Supono ngamuk terhadap pria yang merupakan orangtua murid yang melaporkan sekolah negeri.
Supono dengan memakai seragam loreng oren Pemuda Pancasila dengan arogan mengancam orangtua murid agar mencabut laporan pungli itu di Polisi.
Dengan arogannya, Supono juga mengusir orangtua murid tersebut.
Awalnya orang tua siswa di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, didatangi anggota ormas setelah melaporkan dugaan pungutan liar di SD Negeri setempat.
Laporan tersebut disampaikan melalui Sugiyono, seorang anggota LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kepada Polres Kebumen.
Akibat laporan tersebut, rumah orang tua siswa didatangi oleh Supono yang merupakan Kepala Desa Menganti sekaligus ketua organisasi masyarakat (ormas).
Supono mengklaim bahwa pungutan tersebut hanya berupa iuran sekolah dan seharusnya dirembuk dulu sebelum dilaporkan ke Polisi.
Kepala desa juga meminta orang tua siswa agar segera mencabut laporannya, atau mereka akan diusir dari rumah kontrakan mereka di Desa Menganti.
Nampak beberapa oknum ormas Pemuda Pancasila dan kades datang marah-marah ke rumah wali murid.
Setelah melapor ke polisi, orangtua murid itu langsung didatangi kades yang juga merangkap anggota ormas.
Dalam video yang beredar luas, tampak cekcok antara kades berseragam ormas dengan anggota LSM yang membantu wali murid pelapor.
Kades itu tak terima karena orangtua murid melaporkan dugaan pungli di SD.
“Harusnya hal itu dibicarakan terlebih dahulu dan tak harus membawa hal ini ke ranah kepolisian,” sebut okum Kades itu.
Bahkan lurah itu mengusir warganya karena tak mau mencabut laporan itu di Polres.
“Saya sampai kapanpun tidak akan mencabut laporan tersebut,” ucap Sugiyono, perwakilan dari LSM yang membantu walimurid.
“Oke kalau nggak mau cabut, besok pagi kamu harus keluar dari (desa ini), karena kamu sudah bikin ribut,” ancam kepala desa kepada wali murid yang melaporkan dugaan pungli.
Kepala Desa itu terus mengamuk dan menyayangka aksi wali murid yang mengambil keputusan sendiri.
“Kalau masih bisa dirembuk ya dirembuk,” lanjut kepala desa berseragam loreng oren tersebut.
Hingga anggota LSM itu penasaran mengapa kades itu mati-matian membela LSM.
“Jenengan (Anda) back up sekolahan?” tanya perwakilan LSM.
Lurah itu lalu menjelaskan alsannya tak terima dengan laporan ke Polres.
“Kamu itu lucu, iuran anak sekolah kok dilapori?” tanya lurah berseragam loreng.
“Lho kalo keberatan gimana? ini kan sekolah negeri” timpal perwakilan dari LSM.
“Harusnya dirembuk dulu” ucap lurah itu bersama dengan anggota ormas lainnya.
Bahkan kades tersebut mengatakan akan menghabisi pria LSM itu.
“Tak pangan koe,” kata kepala desa.
“Yo wes tinggal dimakan,” sahut angota LSM.
Lurah itu juga menegaskan agar wali murid itu segera pindah dari orang lain.
“Kalau nggak mau cabut laporan pindah dari sini,” kata Kades.
“Jangan pindah dari sini,” sahut anggota LSM.
Sontak saja video itu membuat warganet geram, tak sedikit netizen yang setuju jika organisasi itu dibubarkan.
“Viralkan sampai ormasnya bubar .. asli gak guna tuh ormas,” tulis netizen.
“Ni Ormas kerjanya kalo gak ngabisin nasi di hajatan ya marah2 , Bener2 GA GUNA,” tulis warganat.
“Sampe saat ini gua masih mempertanyakan fungsi pemuda pancasila itu apa,” timpal warganet yang lain. (Red)