Pekerja PT Adira Semesta Industry Tewas Tragis, Diduga Akibat Tercebur ke Sumur Limbah Beracun B3 Pabrik Kulit

SUMEDANG, Matainvestigasi.com – Basarnas SAR Bandung ungkap kondisi ketika proses evakuasi dilakukan, diduga sumur limbah pabrik milik PT Adira Semesta Industry mengandung zat beracun, Senin (17/03).

Pabrik yang berlokasi di wilayah Desa Sindanggalih, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang Jawa Barat tersebut, telah memakan tiga korban jiwa pekerjanya pasca tercebur ke dalam sumur limbah.

Baca juga;

Ade Dian Kepala Kantor SAR Bandung, menjelaskan, ketiga korban meninggal dunia tersebut, diduga terpapar gas hidrogen sulfida (H₂S), yakni zat beracun yang dapat berakibat fatal dalam hitungan menit.

“Kadar gas H₂S di lokasi memiliki konsentrasi mencapai 100 ppm (parts per million),” ungkapnya di Kantor SAR Bandung, Senin (17/03).

Baca juga;

Ade menyebutkan, pada konsentrasi level tersebut kandungan zat beracunnya tergolong Immediately Dangerous to Life or Health (IDLH) atau langsung membahayakan nyawa dan kesehatan seseorang.

“Gas ini dapat menyebabkan kelumpuhan saraf pusat, sesak napas, pembengkakan paru-paru, serta merusak saluran pernapasan,” jelasnya.

Ade menambahkan, “dalam konsentrasi tinggi, efeknya bisa fatal dalam waktu singkat.

Kakansar menyampaikan, ketika Tim Rescue Kantor SAR Bandung berupaya melakukan penarikan tiga korban yang tenggelam di sumur limbah, proses evakuasinya dinilai memiliki risiko tinggi.

“Proses evakuasi yang dilakukan tim SAR berlangsung dengan penuh risiko tinggi,” tegas Ade.

Hydrogen sulfide atau H2S adalah senyawa kimia gas yang tidak berwarna, lebih berat daripada udara, flammable, explosive, corrosive, dan sangat berbahaya, beracun dengan bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah.

Akan tetapi, gas ini memiliki efek yang berbahaya, yaitu dapat menumpulkan fungsi penciuman, sehingga korban tidak menyadari keberadaannya hingga sudah terlambat.

Ade menerangkan, gas H₂S yang lebih berat dari udara bisa bertahan lama di sumur, sehingga membahayakan siapa pun yang berada di sekitarnya.

“Oleh karena itu, tim penyelamat menggunakan peralatan khusus untuk menghindari paparan,” terangnya.

Dugaan sementara, peristiwa tragis ini bermula ketika para korban sedang memperbaiki pompa, di dalam sumur limbah berukuran 1×2 meter dengan kedalaman 4 meter.

“Saat pekerjaan selesai, tiba-tiba muncul limbah cair yang diduga berasal dari pipa,” ujarnya.

Ade menyebutkan, korban pertama atas nama Mohammad Gaos (47), diduga pingsan setelah menghirup gas beracun di sumur limbah tersebut.

Mengetahui rekannya terjatuh, Widodo (28) berusaha menolong, tetapi turut menjadi korban.

“Kemudian Rahmat Aji (25), yang juga mencoba memberikan bantuan, mengalami nasib serupa,” pungkas Ade. (Red)