Google PHK 12 Ribu Karyawan, Fokus Peningkatan AI

Jakarta, Matainvestigasi.com – Perusahaan induk Google, Alphabet Inc mengumumkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 12.000 orang, atau sekitar 6 persen dari total tenaga kerjanya. Alasannya raksasa teknologi itu ingin mempertaruhkan masa depan mereka pada kecerdasan buatan (AI), Minggu (22/01).

CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa dirinya sangat menyesal kepada pekerja yang akan diberhentikan. “Ini adalah keputusan yang sulit untuk mempersiapkan masa depan,” ujar dia dalam email yang dikirimkan kepada karyawan yang terkena PHK dikutip dari laman Engadget pada Jumat, 20 Januari 2023.

Pichai mengatakan bahwa karyawan akan tetap dibayar selama periode pemberitahuan minimal 60 hari. Alphabet juga akan menawarkan paket pesangon mulai dari gaji 16 minggu. Termasuk juga akan membayar bonus 2022 dan sisa waktu liburan, sambil menawarkan perawatan kesehatan selama 6 bulan, layanan penempatan kerja, dan dukungan imigrasi untuk mereka yang terkena dampak.

Selain melakukan PHK, Google juga telah memotong pengeluaran lainnya akhir-akhir ini, seperti mematikan Stadia (layanan cloud game), membatalkan laptop Pixelbook generasi berikutnya, dan banyak lagi. Serta berencana untuk lebih fokus pada AI, dan bersiap untuk berbagi beberapa pengalaman yang sama sekali baru untuk pengguna, pengembang, dan bisnis.

Sebelumnya perusahaan teknologi Microsoft berencana untuk memangkas ribuan bidang pekerjaan dengan sejumlah peran yang akan dihilangkan pada divisi sumber daya manusia dan teknik. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan terjadi di sektor teknologi Amerika Serikat (AS), termasuk Amazon dan Meta, dilakukan sebagai tanggapan atas merosotnya permintaan dan prospek ekonomi global yang buruk.

Langkah Microsoft terbaru ini menunjukkan bahwa sektor teknologi juga dapat terus memangkas pekerjaan. “Berdasarkan perspektif yang luas, PHK yang tertunda di Microsoft menunjukkan lingkungan kerja yang tidak membaik, bahkan bisa terus memburuk,” kata Dan Romanoff, analis Morningstar, yang dikutip, Kamis, 19 Januari 2023.

Oleh karena itu, Microsoft berencana memangkas sekitar 5 persen tenaga kerjanya atau sekitar 11.000 pekerja. PHK ini mungkin akan menjadi jauh lebih besar daripada yang lainnya dalam satu tahun terakhir. Microsoft saat ini diketahui memiliki 221.000 karyawan tetap, 99.000 di antaranya tersebar di berbagai negara.

PHK Microsoft ini berhubungan dengan perusahaan yang tengah berada di bawah tekanan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan unit cloud nya, Azure. Beberapa kuartal penurunan di pasar komputer merugikan Windows dan penjualan perangkat.

Hal tersebut juga berujung pada Microsoft yang memotong pendapatannya sebesar $1,2 miliar karena para pengguna cloud-computing menimbang kembali pengeluaran mereka untuk layanan itu.

Menurut CEO Microsoft Satya Nadella, pelanggan teknologi cenderung berhati-hati terhadap resesi dan ingin mengoptimalkan pengeluaran digital mereka. Pada saat yang sama, gelombang komputasi besar berikutnya lahir dengan kemajuan Artificial Intelligence  (AI). Nadella kemudian menambahkan bahwa PHK di perusahaannya akan berakhir pada akhir Maret mendatang.

 

 

 

(Red/tempo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *